Bisnis.com, JAKARTA – Pasar obat tradisional diprediksi akan terus tumbuh seriring tren gaya hidup yang berubah ke arah konsumsi produk herbal serta semakin banyaknya penelitian yang terkait.
Ketua Umum Gabungan Perusahaan Jamu (GP Jamu) Dwi Ranny Pertiwi Zarman mengatakan penjualan obat tradisional diharapkan bisa meningkat dari yang sebelumnya berkisar Rp12 triliun menjadi Rp20 triliun.
“Di luar negeri, pasar obat tradisional juga berkembang. Perusahaan farmasi juga semakin banyak yang mengembangkan obat tradisional,” ujarnya pada Bisnis saat ditemui seusai penandatanganan nota kesepahaman antara Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terkait obat tradisional, Kamis (28/5/2015).
Kepala BPOM Roy Alexander Sparringa mengatakan pihaknya akan membantu pelaku industri obat tradisional—khususnya pengusaha mikro, kecil dan menengah—agar bisa meningkatkan daya saing di tengah gempuran barang asing yang masuk melalui perdagangan bebas yang diterapkan selepas tahun ini.
“Kami akan fasilitasi bagaimana mereka bisa comply. Memang pada ujungnya adalah pendaftaran, di mana mereka harus memenuhi syarat. Jadi ada proses agar mereka bisa mencapai itu,” katanya.
Dia mengatakan pendampingan pada proses pendaftaran saja sebenarnya belum cukup untuk membantu industri. Menurutnya, perlu ada pemberdayaan dan edukasi yang dalam hal ini dilakukan oleh Kementerian Koperasi dan IKM agar ada perubahan secara kelembagaan.
Lebih lanjut Dwi Ranny mengatakan untuk menghadapi perdagangan bebas, pelaku industri mesti memastikan dua hal yaitu kualitas dan promosi. Khusus untuk promosi, dia berharap pemerintah bisa membantu produsen obat tradional, khususnya yang skala mikro, kecil dan menengah untuk mengangkat produk lokal ke luar negeri.