Bisnis.com, JAKARTA -- Jumlah penduduk yang padat dalam satu wilayah menyediakan potensi pasar properti yang besar.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Bekasi, jumlah penduduk wilayah seluas 210,5 km2 tersebut tahun ini berkisar 2,7 juta jiwa. Sedangkan pada 2019 pertumbuhan masyarakat mencapai 3 juta jiwa.
Director Head of Research Savills PCI Anton Sitorus berpendapat jumlah penduduk yang besar mendongkrak permintaan residensial dan ritel.
Walaupun belum memiliki angka pasti terkait kebutuhan hunian di Bekasi, dia menilai pasar rumah tapak maupun vertikal cukup tinggi.
“Selain karena penduduknya yang besar, Bekasi menjadi tujuan tempat tinggal pasangan muda di Jakarta, terkait kondisi ekonomi yang belum terlalu mapan. Khusus pasangan muda ini jumlahnya bisa mencapai 30% - 40%,” tuturnya saat dihubungi Bisnis.com, Rabu (13/5/2015).
Karena kebutuhan masih tinggi, Anton menyayangkan kebijakan Pemerintah Kota Bekasi yang ingin menyetop pembangunan rumah klaster ukuran kecil di bawah 2 hektar atau 5 hektar karena dianggap tidak memerhatikan penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas (PSU).
Pasalnya, pengembang kecil cenderung memberikan harga yang lebih murah dan lokasi yang menyebar. Berbeda dengan developer besar yang membangun dalam satu kawasan dengan kelengkapan fasilitas bersama.
Selain rumah tapak, sambungnya, hunian vertikal yang melimpah di Bekasi akan mendapatkan pasarnya.
Direktur Ekskutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda mengatakan pembelian apartemen di wilayah penyangga Ibukota masih merupakan pilihan, bukan kebutuhan. Investor masih mendominasi sekitar 80% daripada pemakai (end user) 20%.
“Berdasarkan data IPW, suplai apartemen di Bekasi sekitar 39.000 unit,”tuturnya.
Bila melihat dari data yang dia miliki, Ali berpendapat suplai apartemen di Bekasi akan berlebihan. Karena itu, developer jangan sampai latah ikut membangun hunian vertikal di kawasan tersebut.
Country CEO PT Courts Retail Indonesia Roy Santoso menyampaikan jumlah penduduk yang besar, ditambah pertumbuhan kelas menengah membuat Bekasi menyediakan pasar yang menjanjikan bagi industri retail.
Bila melihat statistik BPS, pertumbuhan penduduk berkisar 11%-14% dalam 5 tahun,” tuturnya melalui siaran pers, Rabu (13/5).
Melihat kesempatan tersebut, lanjutnya, Courts, perusahan ritel asal Inggris yang menjual barang-barang elektronik dan perabotan, membuka dua toko pertamanya di tanah air di Kota Bekasi.
Perusahaan memulai langkah dengan meluncurkan megastore di Bekasi Harapan Indah pada Oktober 2014. Kemudian, pada 2 Mei 2015, Courts menambah tokonya di Mega Bekasi Hypermal (MBH).
“Di MBH, Courts menempati 3 lantai dengan luas 2.840,72 m2. Area tersebut cukup luas untuk ukuran toko retail,” ujarnya.
Pertumbuhan kelas menengah yang meningkat dan terbuka dengan konsep toko modern untuk produk elektronik dan perabotan, menambah keyakinan Courts untuk memilih kembali berekspansi di kota Bekasi.