Bisnis.com, YOGYAKARTA - Badan Nasional Penempatan dan PerlindunganTenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) terus menumbuh-kembangkan sektor wirausaha melalui pemberdayaan TKI Purna.
Dari kelanjutan pilot project integrasi Pemberdayaan TKI Purna yang telah dilaksanakan di beberapa kabupaten, BNP2TKI melalui unit pelaksana teknisnya, Balai Pelaksana Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) menggandeng Aisyiyah Muhammadiyah dan Balai Latihan Kerja Peningkatan Produktivitas (BLK-PP) DIY, serta ILO menggelar acara Bimbingan Teknis Peningkatan Kapabilitas TKI Purna.
Kepala BNP2TKI Nusron Wahid mengungkapkan, acara yang berlangsung 11-13 Mei 2015, di Yogyakarta ini meliputi tiga bidang usaha.
Pertama, pengelolaan kuliner kelinci yang diadakan di BLK PP DIY. Dalam pengelolaan kuliner kelinci, para TKI Purna dibimbing oleh R Joko Sihono yang merupakan Instruktur dari Balai Latihan Kerja (BLK) PP DIY. Juga dengan mendatangkan pengusaha warung makan yakni Bapak Giyarso yang memang telah lama menggeluti usaha Sate Kelinci di Kaliurang, Telogo Putri.
"Para TKI Purna diberikan teori tentang mental usaha serta konsep usaha seperti pelayanan dan segi cita rasa kuliner. Di samping itu diberikan beberapa tips teknik memotong dan mengolah daging kelinci agar citarasa yang dihasilkan dapat optimal," kata Nusron yang mengunjungi langsung bimtek tersebut, Selasa (11/5/2015).
Kedua, kata dia, yakni pembuatan sabun deterjen yang dibimbing oleh instruktur dari Aisyiyah Muhammadiyah. Dalam pelatihan ini diajarkan tentang bahan-bahan pembuat sabun deterjen, bagaimana cara meracik bahan deterjen, cara pengemasan melalui alat sederhana serta bagaimana pemasarannya.
Ketiga, adalah pelatihan dasar-dasar jahit konveksi, yang dibimbing oleh instruktur Siti Murtiani dari BLK PP DIY.
Dalam kunjungan tersebut Nusron secara simbolis juga memberikan bantuan perlengkapan usaha yang diserahkan kepada tiga ketua paguyuban TKI Purna.
Bantuan tersebut berupa 1 genset diberikan untuk paguyuban TKI Purna "Perintis" yang mengikuti bimtek Jahit, kemudian bantuan berupa 4 ember, 4 timbangan digital, 4 mesin sealer perekat plastik diberikan bagi paguyuban TKI Purna yang mengikuti pelatihan pembuatan deterjen, dan bantuan mesin spriner untuk memisahkan antara daging dan minyak bagi paguyuban TKI Purna yang mengikuti pelatihan kuliner kelinci.
Nusron menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu cara mengurangi jumlah TKI bekerja ke luar negeri yakni dengan memperluas kesempatan kerja, caranya bagi TKI yang sudah pulang, agar tidak kembali bekerja ke luar negeri maka dilatih agar bisa produktif, lalu dicarikan modal pinjaman oleh Pemerintah.
"Pemerintah selain memfasilitasi permodalan dengan cara mencarikan pinjaman dari lembaga keuangan, juga membantu pemasaran hasil produksi TKI Purna" ujar Nusron.
Nusron juga menyampaikan lima pilar sukses bagi TKI, yakni TKI tersebut harus mau dilatih, mau berproduksi, mau difasilitasi pembiayaannya, mau difasilitasi pasarnya, dan mau didampingi. []