Bisnis.com, HALMAHERA TENGAH--Pasca keran ekspor bijih mineral mentah disetop awal tahun lalu, beberapa perusahaan akhirnya membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter), tidak terkecuali di Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara.
Bupati Halmahera Tengah Al Yasin Ali mengatakan pihaknya akan membuka pintu investasi seluas-luasnya, khususnya di bidang pertambangan. Menurutnya, Halmahera Tengah yang kaya dengan sumber daya mineral berupa nikel bisa dijadkan pusat industri komoditi logam tersebut.
"Dengan pembangunan smelter PT Teka Mining Resources [TMR] yang baru ini, berarti sudah ada tiga smelter yang sedang dibangun. Gubernur bisa sampaikan ke presiden kalau Halmahera Tengah bisa jadi daerah industri nikel," katanya dalam acara peletakan batu pertama (groundbreaking) FerroNickel smelter TMR, Sabtu (9/5/2015).
Dia menilai, peluang investasi smelter cukup menjanjikan. Dia mencontohkan, nilai smelter FerroNickel TMR mencapai Rp15 triliun lebih, jauh lebih tingi dari bantuan dana untuk infrastruktur di Maluku Tengah senilai Rp3 triliun.
Oleh karena itu, dia berharap ada sinergi yang baik antara pemerintah daerah, investor, dan masyarakat agar proses penanaman modal di Maluku Utara, khususnya Halmahera Tengah bisa berjalan lancar.
"Perlu ada dukungan dari semua elemen tadi dan kami siap membuka pintu seluas-luasnya untuk investor," tuturnya.