Bisnis.com, JAKARTA - Di saat industri sektor riil lain lesu, industri persepatuan diklaim terus mengalami peningkatan. Hal ini setidaknya tercatat dari nilai ekspor produksi alas kaki nasional yang naik 6,44% atau US$4,11 miliar dari tahun sebelumnya sekitar US$3,86.
Ketua Umum Asossiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Eddy Widjanarko mengatakan terlepas dari masalah buruh dan unjuk rasa yang sering dikaitkan pada industri padat karya, industri alas kaki terus mengalami peningkatan sejak lima tahun belakangan.
“Ekspor kita naik dari US$1,5 miliar pada 2009 jadi sekitar US$4,5 miliar pada tahun kemarin,” ujarnya pada acara Indo Leather and Footwear Expo, Kamis (7/5/2015).
Eddy menilai industri persepatuan memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan pemerintah. Dalam kesempatan ini dia meminta Kementerian Perindustrian bekerja sama dengan kementerian lain untuk memastikan upah minimum regional (UMR) agar ada kepastian bagi investor maupun pembeli.
“Sekarang ada restrukturisasi mesin. Kalau pemerintah bisa bantu untuk memberi kepastian UMR yang bisa diikuti [industri], saya jamin bisa naik hingga US$10 miliar,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan kepastian upah bagi pekerja sudah menjadi perhatian untuk dipecahkan bersama antara Kementerian Perindustrian, Kementerian Tenaga Kerja, Badan Koordinasi Penanaman Modal, serta pelaku industri terkait.
“Tapi yang pasti setiap tahun kenaikan upah harus ada. Nanti formulanya seperti apa akan kita carikan,” ujarnya.
Menurutnya, kepastian UMR jelas akan memberi dampak positif baik dari sisi buruh maupun pengusaha industri, terutama dalam industri padat karya.