Bisnis.com, JAKARTA— Angka penjualan ritel China selama Maret menanjak 10,2% dari tahun sebelumnya meski para ekonomi memperkirakan peningkatannya mencapai 10,9%.
Sedangkan investasi aset tetap kecuali di kawasan pedesaan meningkat 13,5% selama tiga bulan hingga Maret meski rata-rata ekonom memperkirakan angka pertumbuhan 13,9%, menurut biro statistik China sebagaimana dikutip Bloomberg, Rabu (15/4/2015).
Rendahnya pertumbuhan penjualan ritel tersebut tidak terlepas dari melemahnya pertumbuhan produk domestik bruto negara itu yang tercatat hanya naik 7% dari tahun sebelumnya.
Sebelumnya dilaporkan bahwa pertumbuhan output industri, investasi dan penjualan ritel China meleset dari perkiraan analis pada bulan Januari dan Februari.
Hal itu ini menunjukkan diperlukan stimulus lebih untuk meningkatkan perekonomian negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu.