Bisnis.com,JAKARTA—Ikatan Pengusaha Otobus Indonesia menyelenggarakan pengembangan karakter pengemudi bus dengan pendekatan kedisiplinan gaya militer guna memperbaiki mental dan kualitas pelayanan dalam sektor transportasi darat khususnya bus.
Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Indonesia (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan mengatakan banyak pengemudi bus yang memiliki latar belakang yang kurang baik sehingga diinisiasi pelatihan dengan pendekatan yang disiplin.
“Latar belakang pengemudi itu umumnya tiga, anak nakal, anak durhaka atau kepepet, sehingga satu-satunya yang bisa meluruskan mereka adalah pendekatan militer,” ujarnya, Senin (13/4).
Oleh sebab itu, IPOMI dalam setahun mengadakan kegiatan pengembangan kepribadian sebanyak dua kali dalam rangka mengubah sikat mental mereka. Dari kegiatan ini, sekitar 85% pengemudi yang mengikuti berhasil dibangun mentalnya.
“Dulu mereka tidak awas terhadap keselamatan dan kurang memperhatika keluarga, namun setelah kegiatan ini lebih banyak perubahan yang dirasakan,” jelas Kurnia.
Kegiatan pengembangan karakter ini telah memasuki angkatan kelima di Dodiklatpur Rindam IV Diponegoro di Bayat, Klaten, Jawa Tengah selama empat hari mulai Senin hingga Kamis (12-13 April 2015).
Wakil Komandan Dodiklatpur Rindam IV Tri Purwanto yang menangani kegiatan ini mengatakan program yang diterapkan mengadaptasi pendidikan militer.
“Pendidikan militer kita terapkan di sini walaupun penekanannya tidak sepenuhnya seperti militer,” jelasnya.
Dia menambahkan semua kegiatan dalam pembangunan karakter pengemudi ini dilaksanakan IPOMI dan semuannya ditekankan dalam pembinaan kedisiplinan peserta.
Dalam program pembangunan karakter kelima kalinya ini, sekitar 17 perusahaan bus anggota IPOMI mengirimkan 57 pengemudinya untuk mengikuti acara ini.
Materi program tiga hari ini antara lain wawasan kebangsaan, bela negara, dari pihak IPOMI masalah kendaraan, pembekalan tentang oli kendaraan, pembinaan operasional AC kendaraan, pembekalan dari pihak Mercedez Benz Indonesia, masalah kesehatan lapangan dan lain-lain.
Tidak hanya itu, Kurnia menjelaskan peserta didik akan dilatih mentalnya dengan dibangunkan dengan suara ledakan bom, uji nyali dan menuruni tebing tinggi. Dalam kedisiplinan, tambahnya, mereka dilatih cara makan yang teratur dan tidak bersuara.