Bisnis.com, PEKANBARU - Harga tandan buah segar (TBS) sawit di Riau mengalami penurunan sekitar Rp5.96.
Kepala Dinas Perkebunan (Kadisbun) Provinsi Riau Zulher mengatakan harga sawit berumur 10 tahun pekan ini berkisar diharga Rp 1.656.51, turun dibanding dari pekan sebelumnya yakni sebesar Rp 1.662.46.
"Harga TBS mengalami penurunan dalam empat pekan terakhir. Hal itu disebabkan oleh proteksi perdagangan yang dilakukan oleh Uni Eropa dan pembatasan impor CPO (Crude Palm Oil) serta turunnnya harga oleh negara India," kata Zulher, Rabu (8/4/2015).
Zulher mengatakan Uni Eropa selama ini memproteksi produk yang terganggu jika CPO membanjiri pasar Eropa. "Untuk itu Uni Eropa memberikan syarat yang semakin sulit jika ingin masuk ke pasar Eropa," ujarnya.
Turunnya harga ekspor TBS ini, harus membuat pemerintah mencari solusi dengan mencari negara sumber ekspor lainnya, selain Eropa, Tiongkok, India dan Amerika Serikat. Pemerintah tengah mengupayakan agar bisa masuk ke negara di Amerika Selatan.
"Kita harus terus memasarkan CPO. Kita juga akan memperbaiki kualitas CPO. Terutama para petani yang merupakan penghasil utama TBS sebagai bahan baku pembuatan CPO," katanya.
Ekonom Riau, Viator Butarbutar berpendapat bahwa penurunan harga CPO bisa terjadi karena beberapa faktor. Menurutnya, menguantnya mata uang dolar atas mata uang asing yang sangat berpengaruh. "Kita tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di Eropa, China, dan India," katanya.
Menurutnya, untuk mengatasi hal itu proses hilirisasi CPO harus dilakukan dengan cepat. Sehingga permintaan akan CPO terpelihara dengan adanya kehadiran industri hilir domestik.
"Proses hirilisasi CPO nasional harus dilakukan dengan cepat. Hal ini juga akan menambah value added TBS. Kita bisa melihat bagaimana Malaysia yang berhasil dengan hilirisasi sawit," kata Viator yang juga Wakil Ketua Kamar Dagang Industri (Kadin) Riau itu, Rabu (8/4/2015) siang.