Bisnis.com, SEMARANG— Pemerintah Kota Semarang diminta segera membenahi infrastruktur dan sarana transportasi massal agar mampu merealisasikan potensi investasi di wilayahnya.
Pengajar transportasi dari Unika Soegijapranata Djoko Setijowarno mengatakan hingga saat ini buruknya aksesibilitas baik di dalam kota maupun yang menghubungkan Kota Semarang dengan wilayah lain masih menjadi kendala utama pengembangan investasi yang tertata dan terencana dengan baik.
Padahal, sejumlah tawaran investasi baik dari dalam maupun luar negeri terus berdatangan ke Kota Semarang.
“Aksesibilitas yang bagus itu menjadi poin penting yang sedari dulu belum juga ditanggapi pemerintah daerah,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (7/4).
Dengan kondisi itu, Djoko menuturkan kebanyakan investor di bidang jasa dan perdagangan akan menyasar pusat kota sebagai lokasi usahanya. Hal itu menyebabkan penumpukan investasi di tengah Kota Semarang. Padahal, Djoko menuturkan dengan lahan yang terbatas Pemkot Semarang seharusnya dapat bersinergi dengan sejumlah wilayah di sekitarnya untuk merealisasikan investasi dan menghindarkan kesenjangan pembangunan.
Tidak mengherankan, kata dia, belum lama ini investor dalam negeri yang ingin mengembangkan wahana hiburan juga ingin menyasar lokasi di jantung kota dan mendapatkan penolakan dari sejumlah elemen masyarakat.
“Otomatis investor mencari pusat kota sebab aksesibilitasnya tidak memadai,” ujarnya.
Menurutnya, kerjasama dengan pemerintah daerah lain, seperti Kabupaten Demak dan Kabupaten Grobogan, akan memberikan ruang bagi pengembangan ekonomi yang sinergis dengan tata ruang yang baik. Hal itu dapat direalisasikan jika dengan pembenahan infrastruktur dan sarana transportasi.
Seperti diketahui, Kota Semarang terus dilirik sejumlah investor. Salah satunya Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang menjajaki kerjasama dengan Pemkot Semarang. Konsulat Jenderal RRT Yu Hong mengatakan sejak akhir 2014 pihaknya berusaha menjalin kerjasama dengan beberapa daerah di Indonesia, antara lain Kota Semarang.
"Banyak potensi investasi yang dapat dijajaki dan menjadi bidang kerja sama, mengingat posisi strategis Kota Semarang," ujarnya.
Apalagi, Yu Hong menuturkan dalam sejarahnya Kota Semarang dan Tiongkok juga memiliki keterkaitan, yakni kerja sama perdagangan Kota Semarang dan Laksamana Cheng Ho. "Ke depan, pemerintah Tiongkok juga akan kembali mengaktifkan kerja sama ekonomi Silk Road Maritime (jalur sutra) untuk memperkuat kerja sama dengan berbagai kota di Asia, termasuk Kota Semarang," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menilai wilayahnya memiliki banyak potensi, di antaranya bidang properti dan perdagangan. Dia mengatakan pihaknya siap menghadirkan berbagai kemudahan investasi, seperti kesiapan infrastruktur, sarana transportasi penunjang dan sumber daya manusia.