Bisnis.com, JAKARTA—Fenomena perang kurs global selama beberapa bulan terakhir ini—yang ditandai dengan perlombaan perlemahan nilai tukar antarnegara—nyata memukul bisnis perusahaan-perusahaan asing asal AS dan Inggris yang beroperasi di Indonesia.
Kali korbannya adalah dua lembaga konsultan sumberdaya manusia sekaligus penyalur tenaga kerja (head hunter) papan atas di Indonesia, PT Learning Resources Indonesia dan PT Monroe Consulting Group. Keduanya adalah anak usaha Empresaria Group Plc.
Melalui laporan keuangan perseroan per 31 Desember 2014 yang dirilis akhir pekan lalu, perusahaan yang berbasis di London ini melaporkan pendapatan totalnya tergerus tipis 3% menjadi £188 juta, dengan pertumbuhan fee 5% menjadi £45 juta juta.
“Ada tiga faktor penyebab utama yang menjelaskan menurunnya pendapatan perseroan selama tahun lalu. Salah satunya adalah melemahnya kurs mata uang, khususnya di Indonesia, Jepang, dan kawasan Euro,” ungkap manajemen Empresaria kepada investor di Bursa Efek London.
Manajemen menjelaskan kurs rupiah terhadap poundsterling Inggris tahun lalu melandai rata-rata 19%, sementara Yen Jepang 14%. Jika memakai perbandingan kurs yang konstan, pendapatan total Empresaria akan tumbuh 2%, sementara pendapatan fee bersih tumbuh 11%.
“Tapi kami percaya kondisi pasar ke depan akan lebih baik dan menguntungkan. Dan kami siap menumbuhkan bisnis kami lebih lanjut serta menciptakan nilai bagi investor kami,” kata Chief Executive Empresaria Joost Kreulen.
Dalam catatan Bisnis, Empresaria sebelumnya juga mengendalikan PT Advance Career International, salah satu head hunter terbesar di Tanah Air. Namun, pada 2011, Advance Career diakuisisi Chandler Macleod Group (Australia), salah satu pesaing Empresaria paling keras di Asia.