Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nonmigas Menjadi Tumpuan Pertumbuhan Ekonomi

Industri pengolahan nonmigas harus tetap optimistis atas potensi pertumbuhan pada tahun ini sekalipun terjadi perubahan arah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2015.
Ilustrasi ekspor nonmigas via peti kemas
Ilustrasi ekspor nonmigas via peti kemas

Bisnis.com, JAKARTA—Industri pengolahan nonmigas harus tetap optimistis atas potensi pertumbuhan pada tahun ini sekalipun terjadi perubahan arah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2015.

Ekonom Institut Ekonomi dan Keuangan (Economic Finance Institute/Ecfin) Erna Zetha berpendapat target pertumbuhan industri jangan sekali-kali terpikir untuk direvisi ke level lebih rendah seperti perubahan target pertumbuhan ekonomi menjadi 5,7% dalam APBNP  2015.

 “Kita tetap butuh pertumbuhan industri untuk dukung ekonomi agar kita tidak terjebak dalam negara middle income trap,” katanya saat dihubungi Bisnis, Kamis (26/3/2015). 

Middle income trap merupakan stempel untuk negara berpendapatan menengah yang tak bisa pergi kemana-mana. Pendapatan per kapita yang dicapai relatif sejahtera tetapi gagal mempertahankan momen pertumbuhan tinggi, sehingga merekapun tak bisa melompat jadi negara maju baru.

Kementerian Perindustrian menargetkan industri nonmigas harus tumbuh 6,01% pada tahun ini. Persentase ini meninggi terhadap pertumbuhan tahun lalu di kisaran 5,6%. Patokan yang dibuat Perindustrian dinilai sama sekali tidak muluk, nonmigas mampu mencapai target itu.

Perubahan target pertumbuhan ekonomi, menurut Erna, mengindikasikan kekhawatiran pemerintah tak bisa mencapai cita-cita yang ditetapkan sebelumnya. Sejumlah indikator memang menunjukkan tak mudah bagi perekonomian nasional ngebut.

Kinerja ekspor masih menghadapi tantangan mengingat negara-negara tujuan ekspor belum membaik. Sebut saja China, Jepang, dan Eropa. Belum lagi harga komoditas dunia melemmah, sedangkan industri belum berdaya saing buktinya lebih dari 70% bahan baku dan penolong diimpor.

Erna menyatakan target pertumbuhan industri nonmigas 6,01% sama sekali tidak perlu direvisi. Apabila angka ini dipangkas justru rawan bagi pertumbuha PDB secara keseluruhan serta penyerapan tenaga kerja. Pemerintah dinilai mampu mengejar pemerataan sekaligus pertumbuhan bersamaan.

“Tidak bisa merevisi target karena sudah ada di dalam RIPIN, dan ini sudah ditanda tangan. Ini akan pengaruhi PDB dan penyerapan tenaga kerja. 1% pertumbuhan industri serap 400.000 sampai 500.000 angkan kerja baru,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper