Bisnis.com, PONTIANAK-- Pelemahan rupiah, mau tak mau membuat pengembang memainkan aksi jitu. Aksi tersebut diklaim mampu mengerek pendapatan pada tahun ini.
Direktur Utama PT Wika Realty Budi Saddewa Soediro mengatakan pihaknya harus jeli menangkap peluang di tengah pelemahan rupiah.
Baginya, bisnis properti harus tetap jalan dan tidak bisa mendek begitu saja.
“Kami menangkap dan melihat sektor mana yang masih ada ceruk pasarnya,” katanya kepada Bisnis, Selasa (24/3/2015).
Perusahaan menggenjot pendapatan melalui bidang perkantoran hak milik. Meskipun bidang tersebut diprediksi akan menemui titik jenuh dan kelebihan pasokan pada tahun ini, Wika Realty melihat peluang dengan mencari lokasi baru.
“Yang over suplai kan di pusat bisnis distrik. Kami membangun perkantoran di luar kawasan itu seperti di TB Simatupang, Jakarta Selatan dan Cawang, Jakarta Timur,” tuturnya.
Dengan begitu, perusahaan optimis mampu meraih pasar yang bagus dari segmen perkantoran di tengah perlemahan rupiah. Menurutnya, di saat pengembang lain sedang menunggu meluncurkan proyek karena takut tidak terserap pasar, perusahaan mengklaim lebih banyak belanja modal tahun ini.
Ditemui di kesempatan terpisah, PT AKR Land Development juga mencari peluang agar penjualan tidak tersendat dengan pelemahan rupiah. CEO AKR Land Development Widijanto mengatakan pihaknya akan terkonsetrasi dengan proyek-proyek dengan harga di bawah Rp2 miliar. Menurutnya, segmen tersebut dinilai lebih aman dan tidak dikenai pajak barang sangat mewah.
“Rumah dengan harga tersebut yang dibutuhkan kelas menengah. Dan Indonesia sedang mengalami pelonjakan jumlah masyarakat pada kelas tersebut,” ujarnya.
Oleh karena itu, penjualan perusahaan akan tetap terkerek meskipun dengan banyaknya isu yang menghantam dunia properti.