Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dumping Musuh Utama Industri Ini

Kalangan industri baja menganggap serbuan baja impor yang masif melalui praktik unfair trade mengganggu dan merugikan industri nasional.
/en.ria.ru
/en.ria.ru

Bisnis.com, JAKARTA—Kalangan industri baja menganggap serbuan baja impor yang masif melalui praktik unfair trade mengganggu dan merugikan industri nasional.

Indonesia Iron & Steel Industry Association (IISIA) menilai praktik dumping baja sangat mengganggu dan merugikan industri baja nasional. Untuk itu, sudah sewajarnya dan menjadi kewajiban pemerintah menjaga agar industrinya tidak terganggu oleh serbuan baja impor yang masif melalui praktik haram tersebut.

“Praktik dumping sangat mengganggu. Itu membuat injury industri baja nasional. Wajib bagi negara menjaga agar industrinya tidak diganggu,” tutur Direktur Eksekutif IISIA Hidajat Triseputro dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis.com, Kamis (19/3).

Seperti yang terjadi di Negeri Paman Sam, Perkembangan terakhir adalah adanya reaksi dari produsen utama baja Amerika Serikat yang mengajukan tindakan konkret dari pemerintah AS atas serbuan baja impor yang masif ke negara adidaya tersebut, yang telah memakan korban, yakni US Steel terpaksa mem-PHK karyawannya.

Menurut American Iron and Steel  Institute (AISI), akibat masifnya serbuan baja impor, pangsa pasar baja impor di AS mencapai rekor tertingginya sepanjang sejarah, yakni melonjak 36% sepanjang 2014 dan kini menguasai 28% pangsa pasar baja AS disbanding hanya 23% pada 2013.

Hidayat menambahkan pemerintah dalam hal ini Kementerian Perekonomian memperketat pengawasan terhadap impor produk-produk baja yang terindikasi unfair trade. Praktik dumping banyak dilakukan terhadap produk-produk baja non-SNI (Standar Nasional Indonesia), sehingga sangat mengganggu produk-produk nasional yang telah berstandar SNI.

“Ada 15 langkah yang tengah dilakukan agar industri baja kita bisa menjadi tuan rumah di Indonesia. Apalagi menyongsong proyek-proyek infrastruktur yang menjadi program pemerintah,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper