Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KERJASAMA PERTANIAN : Indonesia Harapkan Transfer Teknologi Tebu Kuba

Pemerintah berharap kerjasama dengan pemerintah Kuba dalam sektor pertanian bisa dimaksimalkan guna mengembangkan produktivitas gula dalam negeri yang saat ini masih rendah.
 Pemerintah berharap kerjasama dengan pemerintah Kuba dalam sektor pertanian bisa dimaksimalkan guna mengembangkan produktivitas gula dalam negeri yang saat ini masih rendah./JIBI
Pemerintah berharap kerjasama dengan pemerintah Kuba dalam sektor pertanian bisa dimaksimalkan guna mengembangkan produktivitas gula dalam negeri yang saat ini masih rendah./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah berharap kerjasama dengan pemerintah Kuba dalam sektor pertanian bisa dimaksimalkan guna mengembangkan produktivitas gula dalam negeri yang saat ini masih rendah.

Hari ini, Kementerian Pertanian dan Pemerintah Kuba menyepakati kerjasama pertanian dalam bentuk transfer teknologi, pemasaran produk pertanian serta penelitian bersama guna mengembangkan komoditas unggul pertanian kedua belah pihak.

Sekjen Kementerian Pertanian Hari Priyono mengatakan komoditas yang akan dikembangkan dalam kerjasama masih akan dibicarakan lebih lanjut.

Namun, dia mengatakan Kuba merupakan salah satu eksportir gula terbesar di dunia yang memiliki rendemen sebesar 12% namun lahan pertaniannya lebih kecil daripada Indonesia.

Nantinya, Hari mengatakan Indonesia bisa mempelajari varietas yang digunakan Kuba serta teknologi yang digunakan untuk meningkatkan produksi gula dalam negeri.

“Bagaimana membuat industri efisien supaya tingkat rendemen tidak merugikan petani. Kita ingin melihat teknologi apa yang dipakai di pabrik mereka,” kata Hari seusai Memorandum of Understanding dengan Pemerintah Kuba, Rabu, (18/3/2015).

Tahun lalu, realisasi impor gula  mencapai 3,56 juta ton namun produksi gula hanya 2,58 juta ton. Adapun, tingkat rendemen tebu nasional masih rendah yaitu 7,5%.

Pemerintah sendiri berencana membangun 10 pabrik gula yang dimulai dari tahun ini untuk menaikkan produksi dan menekan ketergantungan importasi gula.

Hari mengatakan kedua pihak akan segera menjabarkan komoditas pertanian unggulan yang potensial untuk mengimplementasikan memorandum saling pengertian itu.

“Kuba unggul dalam gula dan tembakau, kita minyak kelapa sawit nomor satu, dengan keunggulan ini ada peluang dari dua negara,” katanya.

Duta Besar Kuba untuk Indonesia Enna Viant Valdes mengatakan pihaknya terus memperbaharui kapasitas teknologi gula meskipun pemenuhan gula negera itu dicukupi dari produksi dalam negeri.

Valdez mengatakan produksi gula Kuba saat ini diatas 3 juta ton per tahun. Menurutnya, berbagi informasi dan pengalaman dengan Indonesia dalam banyak komoditas sangat membantu pengambangan agribisnis kedua negara.

"Kita tahu Indonesia masih mengimpor lebih dari 40% gula sehingga ini merupakan langkah yang baik untuk berbagi pengalaman dan mempersiapkan kedepannya," katanya.

Adapun, dia mengisyaratkan untuk meningkatkan permintaan crude palm oil Indonesia setelah selama ini negara itu lebih banyak mengkonsumsi minyak nabati berupa minyak kedelai dan bunga matahari.

"Ya, kita terbuka untuk itu namun kami harus mengidentifikasi peluang terpenting untuk kedua pihak dulu," katanya.

Nantinya, Valdez mengatakan pihaknya akan membentuk forum diskusi untuk menentukan prioritas kerjasama bidang pertanian dengan Indonesia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Irene Agustine

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper