Bisnis.com, JAKARTA - Potensi lahan baru guna tambak garam di wilayah Banyuwangi perlu dikaji terlebih dahulu.
Ketua Aliansi Asosiasi Petani Garam Rakyat Indonesia (A2PGRI) Jakfar Sodikin mengatakan Banyuwangi merupakan wilayah yang memiliki curah hujan tinggi.
"Banyuwangi curah hujan agak tinggi. Di sana sawah banyak. Justru bagusnya di sana menghasilkan padi," katanya kepada Bisnis.com, Selasa (17/3/2015).
Dia menambahkan pembukaan lahan baru untuk tambak garam perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu curah hujan, kondisi tanah, kondisi laut, serta kondisi angin yang stabil.
Selama ini, wilayah yang telah memenuhi kondisi yang sesuai untuk tambak garam tersebut adalah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Madura.
"Angin berubah ada pengaruhnya. Itu tidak pakai kincir angin. Dengan mesin pompa air, itu tambah biaya produksi lagi," ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-pulau kecil (KP3K) KKP Sudirman Saad mengatakan pihaknya mendapat informasi ada lahan menganggur di wilayah Banyuwangi, Jawa Timur, yang bisa dimanfaatkan untuk tambak garam.
Menurutnya, saat ini lahan tersebut masih dikuasai oleh TNI Angkatan Darat dan masih akan dikaji kembali untuk penggunaan tambak tersebut. Bila dikembangkan, lahan ini bisa dijadikan tambak garam seluas 5.000 hektar dan bisa mempercepat pencapaian swasembada garam nasional.
Dari data KKP, produksi garam rakyat tahun lalu sebesar 2,5 juta ton. Tahun ini, produksi garam ditargetkan sebesar 3,2 juta ton.