Bisnis.com, JAKARTA - Penjualan batu akik lagi booming di Tanah Air. Namun harus hati-hati membeli batu akik. Jika tidak paham membedakan yang asli dengan palsu, bisa kena tipu dan anda tentu merugi.
Menurut Geolog yang merupakan ahli batu mulia, Sujatmiko, banyak konsumen awam yang tertipu saat membeli batu akik. Ada konsumen yang telah membeli batu seharga puluhan juta rupiah, ternyata setelah diperiksa terbuat dari kaca.
Bentuk yang terlalu sempurna, justru semestinya diwaspadai oleh pembeli. "Kalau terlalu sempurna jangan percaya. Kalau warnanya terlalu bagus, didalamnya tidak ada cacat, itu harus curiga," kata Sujatmiko.
Satu-satunya cara memastikan kualitas batu akik hanya dengan memeriksakannya ke ahlinya untuk mendapatkan sertifikasi. Dia justru tidak setuju jika ada standarisasi untuk batu mulia.
Dia beralasan, hanya batu mulia seperti Diamond yang bisa dilakukan standarisasi. Batu mulia jenis lainnya, misal Safir, terhitung sulit menentukan standarnya. Sementara harga batu akik yang diperjualbelikan hingga menembus miliaran, itu hanya gara-gara alasan suka dan tidak suka.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan meminta pengrajin batu akik agar membuatkan sertifikat batu akik. "Tidak sedikit di lapangan ada penipuan, konsumen tidak tahu batu akik standarnya seperti apa," kata gubernur yang disapa Aher itu, Sabtu (14/3/2015).
Bagaimana Cara Menguji?
Sebuah batu disebut mulia (gemstones) karena kandungan mineralnya langka dan biasanya dijadikan batu permata oleh kebudayaan tertentu. Yang termasuk batu mulia adalah safir, ruby, emerald atau zamrud, serta alexandrite color change dan red eye.
Jenis batuan lainnya adalah semiprecious. Batu akik dengan unsur mineral silikon dioksida ada dalam kelompok ini.
Silikon dioksida bisa ditemukan di mana saja di semua lapisan bumi. Tapi yang membuat sebuah batu itu istimewa adalah ketika “kawin” dengan unsur mineral lain.
Batu bacan, misalnya, memiliki percampuran silikon dioksida dengan chrysocolla dan kalsedon dan hanya ditemukan di Indonesia, Amerika, dan Peru. Batu lain yang termasuk semiprecious antara lain topaz, garnet, dan scapolite.
Berikut ini tahapan identifikasi sebuah batu di laboratorium gemologi:
- Pengecekan Refraction Index (RI) menggunakan refractometer. Semakin tinggi RI, semakin besar pula kejernihan dan kilauan sebuah batu.
- Tes Specific Gravity atau SG. Ini diperlukan untuk mengukur berat kandungan mineral pada sebuah batu. Satu batu bisa mengandung banyak mineral, seperti quartz yang terdiri atas mineral silikon dioksida atau aluminium oksida yang mengkristal dan membentuk corundum.
- Memastikan melalui mikroskop tentang jenis atau nama batu, dimensi, bentuk, pemotongan, asal negara, dan treatment yang sudah dialami batu.
- Semua hasil identifikasi dicantumkan dalam sertifikat atau ID card.