Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pertanian meyakini panen raya padi tetap dimulai pada bulan ini meskipun mundurnya musim tanam pada Oktober lalu membuat beberapa wilayah baru akan memulai panen pada awal April.
Bulan ini, pemerintah meyakini akan ada panen besar seluas 2,4 juta ha hingga 3 juta ha dengan target produksi mencapai 12,25 juta ton gabah kering giling (GKG) atau setara dengan 7,7 juta ton beras dengan menggunakan perhitungan rendemen padi 63%.
Bulan depan, luas panen padi diperkirakan sedikit lebih rendah yaitu 2,05 juta ha dengan target produksi mencapai 10,6 juta ton GKG atau setara dengan 6,69 juta ton beras.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman memperkirakan target tersebut tidak meleset karena peningkatan produktivitas padi di sejumlah wilayah yang sudah panen melebihi rata-rata nasional sebesar 5,17 juta ton.
“Tetap sesuai target (bulan Maret). Saat ini produktivitas saja sudah naik 50% di beberapa yang panen, di Demak sampai 9,2 ton per ha dan Ponorogo 10,4 ton per ha,” katanya, seperti dikutip Bisnis (10/3/2015).
Menurutnya, program optimasi lahan dan upaya percepatan swasembada pangan yang digenjot sejak akhir tahun lalu berkontribusi memacu panen raya tetap terjadi sesuai target pada bulan ini.
Amran mengatakan peningkatan produksi padi secara signfikan akan terlihat pada medio Maret dan mencapai puncaknya pada akhir bulan.
Selain itu, dia memperkirakan gangguan organisme penggangu tanaman dan gagal panen akibat bencana banjir kemarin tidak terlampau besar sehingga panen padi diharapkan maksimal.
“Hama masih rendah sekali, kemarin di Jawa Timur di bawah 3%. Rata-rata nasional jangan sampai di atas 5% lah,” ujarnya.
Pemerintah menargetkan produksi padi dapat mencapai 32,85 juta ton GKG atau setara dengan 20.69 juta ton beras sampai April nanti. Dalam dua bulan terakhir, total panen padi telah terjadi dengan perkiraan 9,9 juta ton GKG atau setara dengan 6,2 juta ton beras.