Bisnis.com, JAKARTA--Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo menegaskan masyarakat dan pelaku pasar tidak perlu panik dan khawatir atas depresiasi mata uang Garuda yang menyentuh Rp13.200/US$.
Seusai rapat dengan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Agus menuturkan sejak awal tahun hingga Maret 2015, rupiah telah terdepresiasi 5,7%. Kondisi tersebut, kata Agus, didorong oleh perkembangan ekonomi global dan regional.
"Harus kita hadapi dengan waspada. Tetapi kita tidak perlu panik, khawatir, karena ini adalah satu langkah menuju kondisi normal yang baru dan kita harus betul-betul fokus," kata Agus di Istana Kepresidenan, Rabu (11/3).
Sebagai otoritas moneter, imbuhnya, Bank Indonesia akan menjaga volatilitas rupiah. Agus menegaskan pihaknya tidak akan memberikan kesempatan volatilitas rupiah yang tidak sehat.
"Kami akan pastikan ketersediaan dolar di pasar," tuturnya.
Agus memaparkan depresiasi kurs Rupiah sebesar 5,7% relatif rendah dibandingn melorotnya mata uang negara berkembang lainnya, seperti Real Brasil terdepresiasi 16,7%, dan Lira Turki 13%.
"Kondisi Indonesia depresiasi tetapi tidak sebesar negara berkembang lainnya. Di asean, nilai rupiah tidak lebih buruk dari negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura yang cukup tertekan. Di dunia, dolar Australia dan dolar Selanda Baru depresiasinya lebih besar daripada rupiah," papar Agus.
Rupiah Anjlok, Gubernur BI Bilang Tak Perlu Panik
Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo menegaskan masyarakat dan pelaku pasar tidak perlu panik dan khawatir atas depresiasi mata uang Garuda yang menyentuh Rp13.200/US$.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Ana Noviani
Editor : Rustam Agus
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
5 jam yang lalu
Setelah GJTL, Giliran Saham ABMM Diborong Lo Kheng Hong
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
1 jam yang lalu