Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Baja Terus Melorot, KRAS Mulai Utak-atik Bisnis Nonbaja

Anjloknya harga baja dunia membuat pelaku usaha industri baja Krakatau Steel ingin menggenjot kinerja dari bisnis nonbaja untuk mendongkrak keuntungan.
Direktur Utama PT Krakatau Steel Indonesia (Persero) Tbk., Irvan Kamal Hakim memberikan penjelasan saat mengunjungi redaksi Bisnis Indonesia dalam rangka membangun silaturahmi di Jakarta, Selasa (10/3/2015)./Bisnis
Direktur Utama PT Krakatau Steel Indonesia (Persero) Tbk., Irvan Kamal Hakim memberikan penjelasan saat mengunjungi redaksi Bisnis Indonesia dalam rangka membangun silaturahmi di Jakarta, Selasa (10/3/2015)./Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Anjloknya harga baja dunia membuat pelaku usaha industri baja PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, ingin menggenjot kinerja dari bisnis nonbaja untuk mendongkrak keuntungan.

Presiden Direktur Krakatau Steel Irvan Kamal Hakim menyatakan dia berharap anak-anak usaha di bidang nonbaja bisa menyumbangkan hingga separo dari keuntungan grup perusahaan.

“Kami bercita-cita dalam 3-5 tahun ke depan proporsi revenue dari sektor nonbaja bisa sampai 35%,” katanya dalam kunjungan kerja ke kantor Redaksi Bisnis Indonesia, Selasa (10/3/2015).

Dia menyebutkan pada tahun lalu revenue grup emiten berkode KRAS ini berkisar US$2,2- US$2,5 miliar.  Diversifikasi bisnis, katanya, harus dilakukan agar rapor perusahaan tak terjun bebas terutama saat kondisi harga baja dunia anjlok seperti tiga tahun terakhir.

Demi mendukung cita-cita tersebut, Krakatau Steel mengembangkan usahanya ke beberapa bidang bisnis yang nonbaja. “Kami harus dorong pertumbuhan yang lebih cepat dari nonbaja,” ujarnya.

Saat ini ada 11 anak usaha KRAS antara lain bergerak di bidang pembangkit listik, penyedia jasa pelabuhan, penyedia air industri, penyedia teknologi informasi, penyedia layanan kesehatan, pengelolaan kawasan industri, dan penyedia jasa konstruksi.

“Kami ingin ada diversifikasi bisnis, tetapi enggak ingin ada di semua bisnis. Kami enggak mungkin berkonglomerasi ke bidang-bidang yang terlalu aneh seperti departement store. Saat ini yang paling prospektif, pelabuhan, kawasan industri,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper