Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nusron Wahid Beri Pencerahan Warga Lampung Timur Soal TKI Gelap

Kepala Badan Penempatan dan Perlindungan Tenaka Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid bercengkrama dengan warga Desa Buanasakti, Kecamatan Batanghari, Lampung Timur yang dikenal banyak menyalurkan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri.

Bisnis.com, JAKARTA--Kepala Badan Penempatan dan Perlindungan Tenaka Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid bercengkrama dengan warga Desa Buanasakti, Kecamatan Batanghari, Lampung Timur yang dikenal banyak menyalurkan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri.

Dengan bahasa ringan dan mudah dimengerti, Nusron menyampaikan bahwa perlindungan kepada TKI adalah kewajiban negara di mana pun TKI itu berada.

Warga kecamatan Batanghari yang mayoritas adalah transmigran asal Jawa pun antusias mendengar penjelasan Nusron dalam acara dialog interaktif tentang migrasi aman dan anti perdagangan manusia di lapangan Desa Buanasakti, Jumat (6/3/2015).

“Kampanye anti perdagangan manusia ini penting karena yang namanya human trafficing ini sudah merajalela. Tidak hanya dilakukan oleh individu-individu namun korporasi. Kalau sampai ditemukan ada pelaku perdagangan manusia ini, maka laporkan ke polisi dan hukumannya 15 tahun penjara,” ujar Nusron dalam siaran pers.

Kunjungan BNP2TKI ke Lampung Timur sendiri secara khusus mengampanyekan migrasi aman dan anti perdagangan manusia. Kegiatan ini dilakukan bekerja sama dengan International Organization for Migration (IOM) Indonesia yang selama ini fokus mengawal masalah perdagangan manusia.

Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor ini juga mengakui bahwa negara tidak melarang warganya untuk bermigrasi ke luar negeri mencari pekerjaan. Sebab hal ini merupakan hak azasi manusia yang dilindungi undang-undang.

Namun, harus diingat bahwa ada syarat-syarat yang harus dijalankan agar migrasi menjadi TKI itu tidak menimbulkan masalah dan menyengsarakan bagi TKI. Syarat pertama, kata Nusron, adalah harus dilihat umur calon TKI itu apakah sudah sesuai ketentuan atau tidak.

“Jangan sampai anak baru lulus SMP atau di bawah umur langsung diangkut ke Malaysia untuk menjadi TKI, sehingga muncul masalah,” jelasnya.

Kalau sampai ada yang membawa anak dibawah umur menjadi TKI, Nusron meminta agar masyarakat yang mengetahuinya segera melapor ke polisi dan hukumannya masuk penjara.

“Ini namanya human trafficing. Manusia diperjualbelikan seperti jualan ketela dan jualan Jagung,” imbuhnya.

Nusron melanjutkan, syarat kedua bagi pengiriman TKI ke luar negeri adalah keharusan adanya perusahaan penyalur yang legal dan memiliki izin yang resmi.

Oleh karena itu, dia meminta agar masyarakat mengecek asal usul perusahaan yang menawarkan menjadi TKI ke luar negeri.Tak kalah penting adalah syarat ketiga bahwa para TKI harus mendapatkan kepastian kontrak kerja dari perusahaan yang akan memberangkatkan.

Jika tidak ada kontrak resmi, maka masyarakat jangan mau berangkat. Syarat keempat adalah masyarakat harus dapat memastikan, siapa majikannya nanti di luar negeri, apa pekerjaan yang dilakukan, serta di mana alamat dan nomor telepon majikan tempat bekerja.

“Malah nanti akan disyaratkan bahwa semua TKI itu harus punya facebook, atau twitter, dan media sosial lain. Agar mudah dipantau kalau terjadi apa-apa,” bebernya.

Penjelasan Nusron ini tentunya penting bagi warga Kecamatan Batanghari, Lampung Timur yang dikenal sebagai daerah penyalur TKI terbesar di Provinsi Lampung.

Hingga saat ini, tercatat ada 6.518 TKI dari lampung timur. Adapun data dari BNP2TKI, sejak 2011 setidaknya 17.000 orang per tahun diberangkatkan menjadi TKI keluar negeri dari Provinsi Lampung, belum termasuk mereka yang direkrut dan diberangkatkan keluar negeri secara ilegal atau tidak berdokumen.

Kunjungan ke Lampung Timur, Nusron dan rombongan juga mengunjungi peternakan kambing yang dikelola oleh Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Lampung dan IOM Indonesia di Desa Buanasakti Kabupaten Lampung Timur.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper