Bisnis.com, SEMARANG — Pemerintah Provinsi Tengah Jawa Tengah dan PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah, menyepakati penjualan saham kepemilikan sebesar 25% pada PT Trans Marga Jateng.
Sekretaris Daerah Jawa Tengah Sri Puryono mengatakan pihaknya sudah menentukan sikap terkait wacana penjualan saham berkembang sebagai akibat dari rencana PT Jasa Marga Tbk. (Persero) merealisasikan suntikan modal tambahan kepada PT Trans Marga Jateng (TMJ) pada tahun ini.
TMJ, yang mengelola jalan Tol Semarang-Solo, merupakan salah satu anak perusahaan Jasa Marga berpatungan dengan PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah (SPJT), badan usaha milik daerah Jateng. Hingga saat ini, kepemilikan saham SPJT pada TMJ tercatat sebesar 26,1%, sedangkan selebihnya dimiliki oleh Jasa Marga.
“Di RUPS sudah sepakat menjual 25% saham, sehingga kita sisakan kira-kira satu persen lebih,” katanya kepada Bisnis, Rabu (4/3/2015).
Sri menuturkan salah satu alasan menjual kepemilikan saham terkait dengan tidak adanya rencana Pemprov Jateng menambah modal melalui SPJT kepada TMJ pada tahun ini. Kondisi itu akan menyebabkan dilusi atau penurunan nilai saham SPJT seiring dengan realisasi penambahan modal oleh Jasa Marga.
Penurunan tersebut dinilai merugikan Pemprov Jateng. “Selain keterbatasan modal, [alasan lain] BUMN dan swasta sudah siap dan mampu membangun,” jelasnya.
Sri menuturkan pihaknya belum bisa menyebutkan pihak yang akan ditawarkan porsi saham kepemilikan tersebut. Menurutnya, saat ini pihaknya tengah melakukan proses penawaran.
Sementara itu, Direktur Utama SPJT belum ingin memberikan keterangan terkait kesepakatan tersebut saat dihubungi Bisnis.
Sebelumnya, Direktur Teknik dan Operasi Trans Marga Jateng (TMJ) Ari Nugroho mengatakan biaya investasi tol sepanjang 72,64 km itu mengalami peningkatan sekitar 34% akibat mundurnya realisasi pengembangan hingga kurun waktu tiga tahun. Biaya investasi jalan bebas hambatan itu diperkirakan naik dari awalnya, Rp6,7 triliun menjadi sekitar Rp9 triliun.
Ari menuturkan salah satunya upaya memenuhi peningkatan biaya investasi melalui penyertaan modal usaha dari pemegang saham. Di samping itu, Ari mengatakan pihaknya berencana mengajukan permohonan untuk menambah besaran kredit sindikasi hingga mencapai kisaran Rp6 triliun dari sebelumnya sekitar Rp4,7 triliun.
“Penyertaan modal tentunya akan disalurkan pemegang saham sesuai dengan kebutuhan dan bertahap,” ujarnya.
Seperti diketahui, TMJ menyatakan siap melanjutkan pengerjaan fisik proyek dengan dimulainya proses lelang pengerjaan seksi III Bawen-Salatiga sepanjang 17,6 km. Sementara, seksi IV Salatiga-Boyolali sepanjang 22,85 km dan seksi V Boyolali-Kartosuro (Solo) 13,57 km masih dalam tahap pembebasan lahan.
Adapun, jalan tol yang mulai dikerjakan sejak 2007 ini sudah mengoperasikan seksi I Semarang-Ungaran sepanjang 11,3 km pada akhir 2011 dan seksi II Ungaran-Bawen dengan panjang 11,95 km pada April 2014.