Bisnis.com, JAKARTA--Tidak meratanya musim penghujan sepanjang tahun lalu menyebabkan turunnya produksi padi sebesar 0,63% dari tahun sebelumnya karena petani padi mengalihkan tanamnya ke komoditas utama lain seperti jagung dan kedelai.
Iklim tahun lalu yang bersifat kemarau basah dinilai tidak menguntungkan petani padi. Hal tersebut menyebabkan penurunan luas panen padi sebesar 0,30% atau 41.600 ha dan menurunkan produktivitas sebesar 0,17 kwintal per ha.
Hal itu berkontribusi terhadap turunnya produksi padi. Badan Pusat Statistik (BPS) melansir angka sementara (ASEM) yang menyebutkan produksi padi tahun lalu hanya 70,83 juta gabah kering giling (GKG) atau berkurang 450.000 ton GKG dari capaian tahun sebelumnya yaitu 71,27 juta ton GKG.
Iklim tersebut dinilai lebih cocok dan menguntungkan untuk bertanam jagung, kedelai dan komoditas hortikultura. Hal tersebut terlihat dari angka sementara produksi jagung yang meningkat 2,81% dan kedelai yang naik pesat hingga 22,3%.
Rinciannya, produksi jagung meningkat 0,52 juta ton menjadi 19,03 juta ton dari capaian tahun sebelumnya 18,51 juta ton. Sementara itu, produksi kedelai melesat 173.960 ton menjadi 953.956 ton dari capaian sebelumnya 779.992 ton.
Kenaikan produksi jagung didorong kenaikan luas panen seluas 16.510 ha dan peningkatan produktivitas 1,15 kuintal per ha, sedangkan kenaikan luas panen kedelai mencapai 64.230 ha dan peningkatan produktivitas 1,35 kuintal per ha.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo mengatakan faktor musim memang yang paling berpengaruh menurunkan produksi. Pasalnya, musim penghujan terjadi tepat ketika musim tanam pada 2013 sehingga mendorong kenaikan produksi sebesar 2,2 juta ton dari tahun 2012.
“Memicu petani padi untuk menanam jagung dan kedelai karena lebih menguntungkan akibat musimnya lebih bersahabat untuk tanaman mereka,” katanya dalam konferensi pers Angka Sementara Produksi Padi, Jagung, Kedelai Tahun 2014, Senin (2/3/2015).
Tahun ini, Sasmito berharap iklim dapat bersahabat untuk ketiga komoditas itu mengingat program pemerintahan mencanangkan percepatan swasembada pangan dalam tiga tahun mendatang.
Selain iklim, dia mengatakan perbaikan irigasi, penyediaan benih, pupuk, optimasi lahan dan peningkatan penyuluhan yang tengah gencar dilakukan pemerintah bisa membantu menaikkan produksi ketiganya sehingga bisa terlihat pada akhir tahun ini.