Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor Pakan Jagung di Jabar Capai 70%

Dinas Peternakan Jawa Barat menyatakan selama ini impor pakan ayam berupa jagung mencapai 70% sehingga mengakibatkan peternak harus mengeluarkan ongkos tinggi.
Dinas Peternakan Jawa Barat menyatakan selama ini impor pakan ayam berupa jagung mencapai 70% sehingga mengakibatkan peternak harus mengeluarkan ongkos tinggi./JIBI
Dinas Peternakan Jawa Barat menyatakan selama ini impor pakan ayam berupa jagung mencapai 70% sehingga mengakibatkan peternak harus mengeluarkan ongkos tinggi./JIBI

Bisnis.com,  BANDUNG — Dinas Peternakan Jawa Barat menyatakan selama ini impor pakan ayam berupa jagung mencapai 70% sehingga mengakibatkan peternak harus mengeluarkan ongkos tinggi.

Kepala Disnak Jabar Dody Firman Nugraha menjelaskan kontribusi pakan jagung terhadap pertumbuhan ayam mencapai 60%.

"Impor jagung dilakukan karena permintaan peternak sangat kebutuhan tinggi sementara pasokan dalam negeri tidak mencukupi," ujarnya kepada Bisnis, Minggu (1/3).

Kendati demikian, Dody mengaku tidak mendapatkan informasi berapa besaran yang diimpor oleh peternak dan dari negara mana pakan tersebut diimpor.

"Sebenarnya alternatif pengganti jagung ada, tapi kadar gizinya kurang," katanya.

Untuk mengatasi hal tersebut beberapa daerah ternak ayam di Jawa Barat seperti Priangan dan Ciamis tengah mempersiapkan ladang jagung sendiri untuk menambah pasokan. Harga pakan dari jagung saat ini barada pada kisaran Rp300 per kg.

Dia menjelaskan adanya upaya mempersiapkan ladang jagung diharapkan dapat dilakukan pengurangan impor bahan baku jagung pada saatnya dengan subsidi untuk pabrik pakan di Jabar, sehingga harga dapat lebih stabil.

"Sejauh ini pemerintah tidak bisa menetapkan harga pakan ayam sesuai keinginan karena kebijakan tersebut ada pada pelaku industri pakan sendiri," ujarnya.

Sementara itu, Perhimpunan Peternak Unggas Indonesia (PPUI) mengusulkan pemerintah memperbanyak silo untuk mengatasi impor jagung yang selama ini dilakukan.

Hal ini dilakukan untuk meredam kekhawatiran peternak dibayangi harga pakan yang terus merangkak mahal.

Sekretaris PPUI Ashwin Pulungan mengatakan selama ini pada umumnya jagung dijual petani dalam bentuk produk segar sehingga tidak ada nilai tambah pada tingkat petani dan harga lebih rendah jika dibandingkan dengan bahan baku yang telah diolah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper