Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA BERAS MELAMBUNG: Operasi Pasar Bisa Redam Inflasi di Bali

Inflasi di Bali pada Februari diprediksi tidak akan tinggi atau naik dalam batas normal, kendati harga beras menunjukkan kenaikan, karena mampu diredam dengan operasi pasar.
Operasi pasar membantu ekspetasi masyarakat terhadap harga beras sehingga cenderung turun./Ilustrasi Beras Bulog-Bisnis
Operasi pasar membantu ekspetasi masyarakat terhadap harga beras sehingga cenderung turun./Ilustrasi Beras Bulog-Bisnis

Bisnis.com, DENPASAR - Inflasi di Bali pada Februari diprediksi tidak akan tinggi atau naik dalam batas normal, kendati harga beras melambung karena mampu diredam dengan operasi pasar.

Dewi Setyowati, Kepala Perwakilan Provinsi Bali, mengatakan‎ operasi pasar membantu ekspetasi masyarakat terhadap harga beras sehingga cenderung turun.

"Perlu diketahui kenaikan beras di Bali tidak setinggi rerata nasional, itu pun hanya di Buleleng dan kenaikan tidak sampai Rp1.000 per kg," katanya, Jumat (27/2/2015).

Berdasarkan pantauan di Sistem Informasi Harga Pangan Utama dan Komoditas Strategis (SiGapura), kenaikan harga beras di Pulau Dewata masih dalam batas yang wajar sekitar 2-3%, dibandingkan di provinsi lainnya yang mencapai 10%. 

‎Dia mengungkapkan keyakinan inflasi tipis dipengaruhi juga oleh faktor kebijakan penurunan harga bahan bakar minyak (BBM), dan panen raya sejumlah komoditas.

 “Mengenai perkembangan proyeksi inflasi kami menyakini masih akan terjaga dengan baik sampai akhir 2015, yaitu, sebesar 4,5% plus minus 1," tuturnya.

Panusunan Siregar, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, mengungkapkan potensi inflasi sangat mungkin terjadi pada bulan ini akibat kenaikan harga beras. Namun, apabila pemerintah daerah mampu memainkan kunci penanganan distribusi dan pasokan bahan baku, maka inflasi dapat ditekan.

"Dari sekarang harus melakukan operasi pasar, ini kalau tidak segera, dampak psikologis masyarakat bisa terus naik," jelasnya.

Ke depan, katanya, pemda di Bali harus mewaspadai kondisi seperti saat ini dengan cara mengintensifkan lahan pertanian‎. Dia meminta pemerintah daerah mulai membangun pertanian agar Bali tidak mengandalkan pasokan beras dari luar daerah.

‎Sementara itu, Bulog Divisi Regional Bali mulai menggelontorkan sebanyak 15.200 beras ke 9 kabupaten dan kota untuk menekan kenaikan harga komoditas beras yang disebabkan oleh spekulan.

Kepala Bulog Divre Bali I Wayan Budhita menuturkan ‎beras yang dijual seharga Rp7.500 per kg tersebut, mulai hari ini disebarkan sebanyak 2 ton beras di Pasar Kreneng, dan 2 ton di Pasar Badung di Denpasar.

"Kami akan lawan mafia beras yang menaikkan harga sehingga membuat masyarakat susah, ini bagian supaya harga beras stabil," katanya.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Feri Kristianto
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper