Bisnis.com, BALIKPAPAN - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur mengakui berharap banyak pada Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy guna memulai industri manufaktur.
Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kaltim Elfina menilai industri manufaktur dapat mendongkrak nilai ekspor nonmigas di Kaltim.
“Saat ini nilai ekspor nonmigas Kaltim masih didominasi oleh batu bara sebesar 86%,” tuturnya kepada Bisnis.com, Selasa (24/2/2015).
Sementara itu, komoditas ekspor nonmigas lainnya seperti hasil kayu olahan, hasil industri kimia, hasil pertanian, dan lainnya, sangat rentan terhadap fluktuasi harga batu bara secara global. Oleh karena itu, pihaknya berharap dapat mendongkrak ekspor nonmigas melalui industri manufaktur.
Menurutnya, dengan berjalannya KIPI Maloy, Kaltim dapat memulai produksi crude palm oil (CPO) menjadi produk turunan yang nantinya dapat menopang ekspor nonmigas.
Saat ini, Kaltim mengekspor komoditas nonmigas masih dalam bentuk mentah atau berbasis primer. Lain halnya dengan provinsi lain yang telah banyak mengekspor produk-produk manufaktur.
“Industri besar di Kaltim memang belum siap untuk menuju industri manufaktur. Makanya kami berharap banyak dari KIPI Maloy,” tukasnya.