Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Perlu Tiru China dan Brasil Bangun Keunggulan Produktif

Indonesia perlu segera memperkuat keunggulan kompetitif (competitive advantage) yang sudah dimiliki dengan mengubah keunggulan jumlah penduduk yang besar (quantity advantage) menjadi keunggulan produktif (productive advantage).
Ketua ISPI Ivan Taufiza/
Ketua ISPI Ivan Taufiza/

Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia perlu segera memperkuat keunggulan kompetitif (competitive advantage) yang sudah dimiliki dengan mengubah keunggulan jumlah penduduk yang besar (quantity advantage) menjadi keunggulan produktif (productive advantage).

Menurut Ivan Taufiza, pendiri dan Ketua Ikatan SDM Profesional Indonesia (ISPI), Indonesia harus berubah menjadi negara yang kompetitif karena hanya dengan cara inilah sektor industri dalam negeri bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

“Pertanyaan kuncinya adalah bagaimana menjadi kompetitif dan bagaimana agar tetap kompetitif. Untuk menjawab pertanyaan ini, kita bisa belajar dari keberhasilan China dan Brasil,” katanya, Senin (23/2/2015).

Ivan menjadi salah satu narasumber dalam Meet and Greet The Minister dengan pembicara utama Menteri Perindustrian Saleh Husin. Acara ini diprakarsai oleh ISPI dan Institut Paradigma Indonesia, serta didukung oleh konsultan global AON Hewitt.

Pengalaman negara-negara lain, tutur Ivan, mengajarkan bahwa mengembangkan sektor manufaktur dan jasa merupakan motor penciptaan lapangan kerja baru, meningkatkan produktivitas dan keterampilan pekerja. Perkembangan ini telah meningkatkan upah dan merupakan fondasi jangka panjang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Belajar dari pengalaman China dan Brasil sebelumnya, lanjut Ivan, ada kemiripan atau benang merah yang mereka lakukan yaitu keduanya memiliki fokus yang sama terhadap penguatan keterampilan industri.

Kedua negara tersebut melakukan investasi besar untuk pengembangan keterampilan industri yaitu melalui program nasional pendidikan teknis untuk pekerja magang. Setiap tahun sekitar 2,5 juta pekerja di Brasil dan 11,3 juta pekerja di China mendaftar untuk mengikuti berbagai program teknis di negaranya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis :
Editor :

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper