Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

90% Beras Di Pasar Murah Tak Sampai Ke Warga yang Berhak

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai hanya 10% kuota beras yang dijual saat Pasar Murah yang sampai ke tangan warga yang berhak.n
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai hanya 10%  kuota beras yang dijual saat Pasar Murah yang sampai ke tangan warga yang berhak./JIBI
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai hanya 10% kuota beras yang dijual saat Pasar Murah yang sampai ke tangan warga yang berhak./JIBI
Bisnis.com, JAKARTA--Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai hanya 10%  kuota beras yang dijual saat Pasar Murah yang sampai ke tangan warga yang berhak.
 
Menurutnya, dengan menggunakan kartu ATM  pendistribusian beras murah dapat terlacak. Pasalnya, saat pasar murah digelar kerap kali komoditas dengan harga miring jatuh ke tangan  spekulan.  Sebagai gambaran, dari proporsi 100% hanya 10% yang sampai ke tangan warga. Sementara, sisanya 90% jatuh ke tangan spekulan.

"Mungkin ke rakyat  hanya 10%, 90% masuk gudang misalnya," ujar Ahok, sapaan akrab Basuki di Balai Kota, Senin (23/2/2015).

Mantan Bupati Belitung Timur itu menginginkan agar jatah beras murah  bisa dinikmati warga yang membutuhkan. Cara pendistribusiannya, kata  Ahok, harus melalui toko kelontong dan koperasi pasar (Koppas).

Terlebih, harus dibuat jatah yang ketat agar peluang terjadinya permainan oleh spekulan bisa ditekan. Penerapan kartu ATM sebagai alat pembayaran, tutur Ahok, bisa langsung digunakan karena sudah banyak orang yang memiliki rekening bank. Oleh karena itu, dia meminta agar para pedagang bersama bank menyiapkan alat electronic data capture (EDC) untuk mengakomodasi seluruh transaksinya. "Langsung kok, kan rata-rata orang punya rekening bank. Tinggal bank pasang EDC," katanya.

Seperti diketahui, Kementerian Perdagangan akan menjajaki distribusi beras Bulog melalui koperasi pasca melakukan operasi pasar beras di Rumah Susun Penjaringan, Jakarta Utara, kemarin.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper