Bisnis.com, JAKARTA – Volume ekspor produk crude palm oil (CPO) dan turunannya pada Januari tercatat hanya 1,8 juta ton atau turun 8% dari capaian Desember 2014 sebesar 1,97 juta ton.
Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Fadhil Hasan mengatakan harga CPO di pasar global yang terus melandai tidak mampu mengerek permintaan CPO pada awal tahun.
“Hampir semua pasar utama ekspor Indonesia mengurangi permintaannya pada awal tahun ini, khususnya volume ekspor ke China dan India mengalami penurunan yang signifikan,” katanya, Jumat (20/2/2015).
Fadhil memaparkan volume ekspor CPO dan turunannya ke Tiongkok turun 40% dari 328.450 ton pada Desember 2014 menjadi 196.840 ton pada Januari 2015.
Sementara itu, India juga membukukan penurunan hingga 39,7% dari 494.720 ton pada Desember 2014 menjadi 298.270 ton pada Januari 2015.
Hal yang sama juga terjadi pada pasar Amerika Serikat yang turun 15%, negara di Afrika 8% dan Uni Eropa 3,6% dibandingkan dengan volume ekspor akhir tahun lalu.
Di sisi lain, Pakistan mencatatkan kenaikan permintaan sebesar 59% atau dari 78.800 ton di Desember 2014 menjadi 125.610 ton di Januari 2015.
Pasar Baru CPO,yakni negara-negara di Timur Tengah juga mencatatkan kenaikan permintaan sebesar 9% dari 174.360 ton pada Desember 2014 menjadi 190.200 ton pada Januari 2015.
Meski demikian, secara year on year volume ekspor bulan lalu mengalami kenaikan 15% atau sekitar 240.000 ton dibandingkan dengan capaian Januari tahun lalu yang mencapai 1,57 juta ton.
KINERJA CPO AWAL TAHUN : Volume Ekspor Januari Melemah
Volume ekspor produk crude palm oil (CPO) dan turunannya pada Januari tercatat hanya 1,8 juta ton atau turun 8% dari capaian Desember 2014 sebesar 1,97 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Irene Agustine
Editor : Linda Teti Silitonga
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
17 menit yang lalu
Menteri Rosan Paparkan Peluang Investasi di depan 150 Pengusaha Inggris
12 jam yang lalu
Bos Eramet Buka-bukaan Soal RI Batasi Pasokan Nikel
14 jam yang lalu