Bisnis.com, JAKARTA – Kontak Tani Nelayan Andalan belum bisa memprediksi dampak bencana banjir yang saat ini melanda beberapa wilayah sentra beras pada penurunan produksi padi Februari yang ditargetkan mencapai 6,32 juta ton gabah kering giling pada luas lahan 1,24 juta ha.
Ketua KTNA Winarno Thohir mengatakan beberapa sawah yang mengalami banjir pada saat ini tidak serta merta langsung membuat padi gagal panen.
“BMKG kan bilang sampai akhir Februari (hujan), setelah itu baru bisa kita lihat mana daerah yang tidak bisa panen karena banjirnya sangat parah,” katanya kepada Bisnis, (11/2/2015).
Dengan kondisi itu, dia mengatakan panen padi yang seharusnya terjadi pada Februari-Maret akan bergeser karena petani harus kembali menanam padi seusai banjir surut. Hal tersebut dinilai akan mempengaruhi proyeksi produksi pada dua bulan itu.
Dirjen Tanaman Pangan Hasil Sembiring mengatakan tiga daerah penghasil beras saat ini sedang mengalami bencana banjir, yaitu Provinsi Aceh, Sumatera Utara dan Kalimantan Tengah.
Luas sawah yang terkena banjir di Aceh mencapai 20.000 ha. Sumatera Utara mencapai 2.000 ha dan Kalimantan Tengah seluas 3.500 ha.
Saat ini, Hasil mengatakan telah memberikan bantuan cadangan benih nasional di Aceh dan Sumatera Utara masing-masing 500 ton dan 37,5 ton sedangkan belum ada bantuan untuk Kalimantan Tengah mengingat wilayah yang banjir belum teridentifikasi mengalami puso.
“Cadangan benih nasional kita ada 12.000, dan baru 500-an yang kita bagikan. Ini akan cepat kita lakukan di daerah-daerah yang mengalami gagal panen,” katanya.
Meski demikian, dia mengatakan dampak banjir tidak terlalu signifikan mempengaruhi jumlah produksi padi pada bulan Februari yang ditargetkan mencapai 3,79 juta ton.
“Tidak sampai 1%, itu kecil sekali, saya kira tidak terlalu mempengaruhi produksi,” katanya.