Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sumsel Genjot Industri Tekstil

Pemprov Sumatra Selatan siap menggenjot produksi produk tekstil khas Sumsel hingga 15% tahun ini setelah mendapatkan bantuan unit mesin dari Kementerian Perindustrian senilai Rp1,3 miliar.
ilustrasi
ilustrasi

Bisnis.com, PALEMBANG—Pemprov Sumatra Selatan siap menggenjot produksi produk tekstil khas Sumsel hingga 15% tahun ini setelah mendapatkan bantuan unit mesin dari Kementerian Perindustrian senilai Rp1,3 miliar.
 
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumsel Permana mengatakan industri kreatif di Sumsel tengah berkembang. Salah satu yang disorot antara lain produk tekstil khas Sumsel seperti tenun ikat, songket, kain blongsong dan jumputan.
 
“Makanya, kami diberi bantuan dari pusat, satu unit mesin yang dapat menghasilkan benang, pewarnaan alam dan lainnya. Mesin itu dikelola oleh unit pelayanan teknis [UPT] Tekstil yang berlokasi di Jakabaring,” tuturnya, Kamis (12/02).
 
Permana menuturkan keberadaan unit mesin tersebut bertujuan untuk menyediakan bahan baku bagi industri kecil dan menengah (IKM) di Sumsel. Menurutnya, bahan baku untuk pembuatan produk tekstil selama ini dirasa masih kurang.
 
Dengan demikian, dia berharap tingginya permintaan bahan baku seperti benang berwarna dapat diantisipasi dengan adanya tambahan unit mesin tersebut. Alhasil, pengrajin Sumsel tidak perlu lagi membeli bahan baku dari luar negeri.
 
Kepala UPTD Balai Pengembangan Industri Disperindag Sumsel Aprian Joni mengaku prospek industri tekstil Sumsel masih sangat terbuka lebar. Menurutnya, permintaan akan produk-produk tekstil khas Sumsel sangat diminati konsumen, baik domestik maupun international.
 
“Hanya saja memang kapasitas produksinya belum bisa memenuhi permintaan yang ada mengingat mayoritas pengrajin merupakan IKM. Selain itu juga, produk yang dihasilkan kan buatan tangan, bukan mesin besar,” jelasnya.
 
Hingga saat ini, kapasitas produksi produk tekstil Sumsel, yakni tenun ikat, kain blongsong, jumputan dan songket mencapai sekitar 864.000 pcs. Dengan adanya tambahan unit mesin, kami menargetkan kapasitas produksi bisa tumbuh hingga 15%.
 
Selain menggenjot produksi, Aprian menilai marketing atau pemasaran produk tekstil juga tidak kalah penting. Menurutnya, Sumsel membutuhkan lembaga khusus yang mampu membeli hasil produksi pengrajin, sekaligus mampu memasarkannya.
 
Dia menilai keberadaan lembaga tersebut cukup penting mengingat Indonesia akan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir 2015 mendatang. Oleh karena itu, lembaga khusus tersebut harus diisi oleh para profesional yang ahli dalam pemasaran.
 
“Saat ini, sebanyak 80% hasil produksi untuk memenuhi permintaan konsumen domestik. Sedangkan, 20% untuk konsumen asing. Tapi saya yakin produk tekstil Sumsel untuk dipasarkan di luar negeri masih sangat besar peluangnya, terutama di Tiongkok,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper