Bisnis.com, JAKARTA – Beberapa komoditas strategis perkebunan disetujui sementara oleh anggota DPR untuk mendapatkan tambahan anggaran sebesar Rp1,43 triliun yang digunakan untuk pengembangan produksi dan produktivitas komoditas itu tahun ini.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menjelaskan tambahan anggaran dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) itu diberikan untuk komoditas kakao, kopi, lada, pala, karet, kelapa sawit, kapas, cengkeh dan tembakau.
“Kami fokus ke padi, jagung dan kedelai, tapi komoditas lain juga kami inginkan untuk terus berkembang,” katanya, seperti dikutip Bisnis, (11/2/2015).
Meski demikian, anggaran pengembangan kakao menurun dari usulan sebelumnya sebesar Rp1,2 triliun menjadi Rp1,02 triliun karena dialokasikan untuk komoditas lain tersebut yang tidak tercantum dalam usulan pertama rapat kerja.
Pasalnya, DPR saat itu keberatan dengan tidak dimasukkannya pengembangan komoditas strategis perkebunan selain kakao dalam RAPBN-P 2015 oleh Kementerian Pertanian.
Dirjen Perkebunan Gamal Nasir mengatakan pengurangan usulan anggaran RAPBN-P untuk komoditas kakao tidak akan mengurangi target produksi kakao dalam gerakan nasional kakao berkelanjutan.Pasalnya, anggaran yang dikurangi diperuntukkan untuk peremajaan areal kakao yang baru terlihat peningkatan produksi pada empat tahun kemudian.
“Sekitar 2000-an (peremajaan) yang kita kurangi, tapi tidak akan kurangi produksi. Tetap stabil,” katanya.
Kakao
Kementerian Pertanian mencatat angka sementara produksi kakao tahun lalu mencapai 680.000 ton atau meningkat dari tahun 2013 sebesar 640.000 ton.Gamal memprediksi produksi kakao pada tahun ini akan meningkat sedikit menjadi 700.000 ton mengingat kontribusi dari peremajaan dalam gernas kakao akan semakin terlihat pada tahun ini.
Dalam pengembangan komoditas strategis lainnya, kopi mendapat jatah anggaran Rp142,3 miliar untuk luas lahan 19,8 ribu ha, pengembangan lada Rp46,2 miliar untuk 700 ha dan pala Rp46,2 miliar untuk 7.000 ha.
Sementara itu, jatah anggaran untuk pengembangan karet Rp63,6 miliar untuk luas lahan 8.950 ha dan kelapa sawit Rp69,64 ha untuk luas lahan 2.750 hektare.
Adapun, anggaran pengembangan kapas sebesar Rp11 miliar untuk luas lahan 2.760 hektare, cengkeh sebesar Rp16,6 miliar untuk 1.980 hektare dan tembakau Rp15,8 miliar untuk 639 hektare. Gamal mengatakan pengembangan kakao dan komoditas strategis lainnya mencakup peremajaan, rehabilitasi dan ekstensifikasi lahan.