Bisnis.com, JAKARTA— PT Bayer Indonesia menargetkan penjualan produk bertumbuh 11% sepanjang 2015 dengan kontribusi dari produk healthcare, cropscience dan materialscience.
Presiden Direktur PT Bayer Indonesia Ashraf Al-Ouf mengatakan dalam kurun waktu lima tahun terakhir pertumbuhan kinerja perusahaan rerata sebesar 11%, maka bukan tidak mustahil kami mematok pertumbuhan double digit pada tahun ini.
“Pertumbuhan kinerja kami selalu di atas industri farmasi, selalu. Apalagi jika kami menambah jajaran produk dalam JKN, kami pikir hal tersebut akan meningkatkan kinerja perusahaan,” tuturnya seusai mengikuti forum diskusi Jakarta Foreign Correspondence Club (JPCC) CEO Speaker Series, Rabu (11/2).
Asraf mengatakan walaupun JKN menjadi salah satu fokus kerjanya, Bayer Indonesia enggan memfokuskan diri dalam pengembangan produk generik. Menurutnya, Bayer sebagai perusahaan global akan fokus mengembangkan produk baru dan produk paten.
Mengacu pada data Bayer menunjukkan, Bayer Indonesia memiliki dua pabrik yang berlokasi di Cimanggis dan Surabaya, dari fasilitas produksi yang ada ini perusahaan berhasil meraup pemasukan senilai 242 juta Euro pada penjualan 2013 yang dihasilkan dari penjualan Bayer Health Care sebesar 33%, Bayer Material Science 44% dan Bayer Crop Science sebesar 23%.
Fasilitas Cimanggis memproduksi jajaran produk OTC (obat bebas) seperti Berocca, Redoxon, Saridon, Aspirin, CDR dan lainnya. Hasil produksi dari pabrik Cimanggis sebesar 70% dipergunakan untuk pasar ekspor ke 18 negara.
“Tahun ini kami kembali menggelontorkan dana untuk meningkatkan kapasitas pabrik di Cimanggis, kurang lebih Rp124 miliar,” tambahnya.