Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspansi Pindad, Jajaki Pasar Amunisi Jerman

Produsen alutsista dalam negeri, PT Pindad (Persero), tengah menjajaki kerja sama dengan perusahaan persenjataan dari Jerman untuk meningkatkan ekspansi pasar senjata produksi Tanah Air ke pasar mancanegara.
Ilustrasi Sultan Brunei Hassanal Bolkiah turun dari tangga pesawat CN 295 setelah melakukan inspeksi dan mencoba cockpit pesawat terbaru buatan PT Dirgantara Indonesia itu/Bisnis-Arif Budisusilo
Ilustrasi Sultan Brunei Hassanal Bolkiah turun dari tangga pesawat CN 295 setelah melakukan inspeksi dan mencoba cockpit pesawat terbaru buatan PT Dirgantara Indonesia itu/Bisnis-Arif Budisusilo

Bisnis.com, BANDUNG - Produsen alutsista dalam negeri, PT Pindad (Persero), tengah menjajaki kerja sama dengan perusahaan persenjataan dari Jerman untuk meningkatkan ekspansi pasar senjata produksi Tanah Air ke pasar mancanegara.

Kepala Departemen Komunikasi Korporat PT Pindad Sena Maulana memberikan konfirmasi tentang rencana pembicaraan lanjutan pada tengah Februari ini terkait pemesanan senjata dan amunisi oleh perusahaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) asal Jerman.

“Namanya Rhien Metal Germany,” katanya kepada Bisnis melalui pesan singkat, Senin (9/2/2015).

Beberapa waktu lalu dalam suatu kesempatan, Direktur Utama PT Pindad Silmy Karim sempat mengatakan perseroannya telah melakukan pembicaraan dengan sebuah perusahaan industri pertahanan asing pada pertengahan Januari lalu.

“Kemudian akan ditindaklanjuti minggu kedua bulan Februari. Kami mendapatkan indikasi 120 juta amunisi akan dipesan dalam lima tahun,” ujarnya.

Saat itu, Silmy menyebut nama perusahaan Rhien Metal Germany sebagai partner yang diajak kerja sama untuk transfer teknologi bidang amunisi, khususnya amunisi kaliber besar untuk mengejar kemandirian industri pertahanan sesuai amanat UU No.16/2012.

Terkait ekspansi ke pasar internasional, dia menuturkan PT Pindad menargetkan peningkatan pasar ekspor senjata beserta amunisi dan kendaraan taktis produksinya hingga 25% dari semula hanya sebesar 5%.

“Dalam lima tahun ke depan mudah-mudahan [terealisasi], seiring peningkatan kapasitas dan kerjasama-kerjasama yang kami lakukan melalui transfer knowledge dengan berbagai pihak,” sebutnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Abdalah Gifar

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper