Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Farmasi Nasional Bisa Tumbuh di Atas Rata-rata

Industri farmasi dinilai masih mampu bertumbuh hingga 20% pada 2015 tetapi dengan situasi sosial-politik yang lebih kondusif.
Industri farmasi diramalkan dapat bertumbuh lebih dari 20% dari kondisi normal sekitar 12%-15%./Ilustrasi Pabrik obat-Antara
Industri farmasi diramalkan dapat bertumbuh lebih dari 20% dari kondisi normal sekitar 12%-15%./Ilustrasi Pabrik obat-Antara

Bisnis.com, SEMARANG - Industri farmasi dinilai masih mampu bertumbuh hingga 20% pada 2015 tetapi dengan situasi sosial-politik yang lebih kondusif.

Direktur Utama PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. Irwan Hidayat optmistis dengan potensi pengembangan industri obat baik herbal maupun farmasi di Tanah Air. Oleh karena itu, selain pengembangan jamu atau obat herbal, saat ini perseroan juga gencar mengembangkan industri farmasi.

“Kita masuk ke pabrik farmasi supaya lengkap, karena keduanya memang dibutuhkan. Ini sebagai langkah strategis,” katanya kepada Bisnis.com, Senin (9/2/2015).

Irwan menuturkan pada 2015 pasar industri farmasai akan lebih potensial. Pasalnya, agenda pemilihan umum pasar pada tahun lalu dinilai tidak cukup kondusif bagi industri.

Apalagi, sambungnya, pada tahun ini sistem Jaminan Kesehatan Nasional dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mulai berjalan. Selain itu, Irwan mengatakan potensi pengguna obat farmasi akan semakin bertumbuh pada 2016.

“Pada 2016 itu obat farmasi penggunanya banyak sekali,” ujarnya.

Irwan meyakini industri tersebut bahkan dapat bertumbuh lebih dari 20% dari biasanya hanya sekitar 12%-15%. Namun, dia menuturkan realisasi pertumbuhan itu hanya mungkin dengan kondisi sosial dan politik yang jauh lebih kondusif dibandingkan tahun lalu.

Menurutnya, kondisi keamanan menjadi momok utama bagi para pelaku usaha. Karena itu, dia berharap kegaduhan politik di awal tahun diharapkan tidak berlanjut agar industri dapat bertumbuh pesat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro