Bisnis.com, JAKARTA — Lembaga Kerja Sama Ekonomi, Sosial dan Budaya Indonesia-China berharap pemerintah memberi kejelasan terkait konsep pengembangan tol laut untuk membuka peluang kerja sama yang lebih cepat dengan investor China.
Wakil Sekretaris Umum Lembaga Kerjasama Ekonomi, Sosial dan Budaya Indonesia-China Richard Tan mengatakan, gagasan tol laut pemerintah Indonesia sejalan dengan konsep One Belt One Road (OBOR) atau jalur sutra maritim yang digagas pemerintah China.
Oleh karena itu, pihaknya berharap pemerintah memanfaatkan peluang kerja sama yang dibuka pemerintah China untuk mengakselerasi pembangunan infratruktur maritim dalam negeri.
“Kita sudah dengar akan ada pembangunan 24 pelabuhan laut dalam internasional, kita ingin tahu kesiapan pemerintah seperti apa,” katanya akhir pekan lalu (6/2/2015).
Menurutnya, hingga saat ini pemerintah belum memberi kejelasan tentang proyek pengambangan tol laut. Penjelasan yang diharapkan kalangan investor China menurutnya terutama terkait regulasi, skema pendanaan, teknik implementasi, dan prospek pelabuhan itu bagi investasi tingkat lanjut di sektor logistik dan manufaktur.
Richard menilai, rencana China membangun jalur sutra maritim punya implikasi yang besar bagi Indonesia sebab jalur tersebut melintasi perairan nusantara. Oleh karena itu, kesiapan pemerintah menjadi sangat mendesak, apalagi dengan visi pemerintah yang ingin memajukan sektor maritim nusantara.
“Visinya sudah sejalan, sehingga sekarang tinggal mencari titik temu yang saling menguntungkan,” katanya.
Menurutnya, sejauh ini China telah mengkaji peluang bisnis di sejumlah proyek infratruktur termasuk di sektor maritim yang digagas pemerintah.
Pengembangan jalur sutra maritim yang digagas pemerintah China merupakan upaya untuk menjalin kerja sama dan memperlancar konektivitas maritim antara negara-negara di Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.
Untuk itu, pemerintah China menyiapkan dana $40 miliar yang siap diinvestasikan untuk pembangunan infratruktur di sejumlah negara yang termasuk dalam jalur sutra maritim. Indonesia menjadi salah satu tujuan strategis pemerintah China untuk mewujudkan ambisi besar tersebut.
Anggota Pengurus Lembaga Kerja Sama Ekonomi, Sosial dan Budaya Indonesia China dan Presiden PT Manggala Purnama Sakti Gondo Soebedjo berharap pemerintah memanfaatkan peluang bisnis ini, terutama untuk pembiayaan proyek infratruktur yang sejauh ini masih belum jelas kesiapan dananya.
“Ide ini (jalur sutra maritim) akan sangat baik ke depan karena Asia Timur adalah region yang akan sangat berkembang di masa mendatang, sehingga kita seharusnya bisa memetik keuntungan yang sangat besar,” katanya.
Pihaknya juga berharap dari dalam negeri ada dukungan pendanaan lain, khususnya dari perbankan. Menurutnya, selama ini porsi kredit perbankan untuk sektor maritim masih sangat kecil. Dia berharap, dengan ambisi yang besar dari presiden, mestinya ada dorongan terhadap perbankan untuk memberikan dukungan yang lebih besar.
“Saya dengar dari OJK mereka akan mengarahkan perbankan memasukkan sektor maritim itu dalam rencana kerja tahunan mereka. Kalau itu dilakukan dan pemerintah beri dorongan, mestinya bisa lebih responsif,” katanya.