Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KAWASAN TAMBANG: Zonasi Kawasan Citatah Diatur

Pemerintah Provinsi Jabar melakukan zonasi kawasan Citatah, Kabupaten Bandung Barat untuk geoteater agar meminimalisir penambangan kapur yang sporadis.
Salah satu kawasan penambangan  emas di Jabar./Antara
Salah satu kawasan penambangan emas di Jabar./Antara

Bisnis.com,  BANDUNG—Pemerintah Provinsi Jabar melakukan zonasi kawasan Citatah, Kabupaten Bandung Barat untuk geoteater agar meminimalisir penambangan kapur yang sporadis.

Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar pihaknya sudah melakukan kunjungan ke lapangan untuk menentukan Zonasi atau Deliniasi di kawasan karst yang cocok untuk dijadikan geoteater. Menurutnya pihaknya memilih melakukan zonasi ketimbang langsung melakukan penertiban. “Kami tentukan zonasi dulu untuk kepentingan geoteater,” katanya di Bandung, Minggu (8/2/2015).
Menurutnya setelah zonasi pihaknya akan membuat artis impresi dan keterpaduan dengan akses ke wilayah tersebut. Upaya ini dipilih pertama untuk menyelamatkan alam lingkungan, tapi ada pemberdayaan ekonomi masyarakat di dalamnya. “Ini sekaligus untuk mengembangkan ekonomi kreatif,” katanya.
Pembangunan geoteater ini rencananya membutuhkan lahan seluas 100 hektar. Dan untuk pembebasan lahannya direncanakan selesai pada 2015. Menurutnya dengan tumbuhnya kawasan ekonomi kreatif maka dengan sendirinya akan menghentikan aktifitas penambangan liar di kawasan tersebut.

“Jadi kita mesti melihat zonasi mana, dan tadi sudah melihat kawasan-kawasan tertentu yang sudah mengalami kehancuran. Itu butuh penertiban tapi urusannya lain. Mudah-mudahan galian-galian liar yang ada kalau ada kegiatan ekonomi disana akan berhenti dengan sendirinya,” paparnya.

Keberadaan pusat seni dan budaya berupa panggung alam terbuka menurutnya bisa menggeser acara yang selama ini dipusatkan di Kota Bandung dan sekitarnya.Karena areanya besar, Deddy yakin panggung alam ini bisa menjadi pusat terbesar seni budaya se-Asia Tenggara. “Ini bisa muat 100.000 orang,” katanya.

Kepala BPLH Jabar dan Ketua Satgas Penegakan Hukum Lingkungan Terpadu (PHLT) Anang Sudarna menambahkan segala aktifitas pembangunan itu semestinya masyarakat lokal yang bisa menikmatinya salah satunya dengan mengembangkan ekonomi kreatif. Dan pembenahan lingkungan sangat penting dilakukan agar semua generasi bisa menikmatinya.
BPLHD sejauh ini masih belum mempunyai data tambang liar yang merusak kawasan Karst Citatah. Namun, pihaknya akan terus mengembangkan program agar mata pencarian masyarakat tidak terganggu meski kedepan ada beberapa tambang yang ditertibkan.

Pihaknya mengaku akan mengembangkan berbagai alternatif mata penceharian aehingga masyarakat disana tidak menjadi tambah susah. Seperti pengembangan industri kreatif, kebudayaan, geoteater dan sebagainya.” Saat ini kami punya masterplan. Sekarang bagaimana caranya masterplan itu dilasanakan," katanya.

Ketua Forum Pemuda Peduli Karst Citatah, Deden Syarif Hidayat mengaku sangat kesulitan mencari data industri ataupun kerusakan lingkungan disana. Menurutnya ketika meminta data pihaknya selalu dipersulit oleh para pengusaha tambang.

"Saya kesulitan mencari data. Jangankan dari pengusaha dari kabupaten [KBB} kita saja sulit. Saya juga tidak tahu alasannya karena proses administrasinya dipegang oleh kepala kantor yang dulu, datanya hilang dan sebagainya. Pokoknya susah banyak alasan lah ketika mencari data," paparnya.

Dia berharap Pemerintah provinsi Jawa barat bisa mengembangkan potensi-potensi yang ada di Karst Citatah. Menurut dia, ada beberapa potensi yang bisa digali seperti geologi, batuan, sungai, tanah mata air dan budaya.
"Itu perlu dikembangkan. Potensi itu sebuah strategi juga. Tapi bukan berarti pertambangan di biarkan tapi itu diperhatikan oleh satgas persuasifnya seperti apa," harap dia.
Pon S. Purajatnika selaku arsitek yang ditunjuk untuk mendesign Geoteater mengatakan jika konsep pembangunan ekonomi kreatif ini sangat penting untuk menggeser kegiatan tambang.
"Sehingga sejak sekarang perlu dilakukan pengembangan ekonomi kreatif yang berdasarkan kearifan local masyarakat setempat, agar dikemudian hari bisa tumbuh secara mandiri,"katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper