Bisnis.com, JAKARTA - Demi memuluskan keinginan masyarakat Papua agar pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga katoda PT Freeport Indonesia berada di Bumi Cendrawasih, Pemda Kabupaten Mimika menawarkan lahan yang lebih luas 250% ketimbang lahan yang ada di Gresik, Jawa Timur.
Padahal, luas lahan yang disewa PT Freeport Indonesia dari PT Petrokimia Gresik untuk lokasi smelter hanya 80 hektare. Lahan itu, terdiri dari 50 ha darat dan 30 ha lahan reklamasi.
Bupati Kabupaten Mimika Eltinus Omaleng mengatakan pihaknya telah menyiapkan lahan seluas 200 ha untuk lokasi smelter tembaga katoda milik anak usaha Freeport McMoRan Copper&Gold Inc. "Kami juga telah menyiapkan infrastruktur lainnya seperti pembangkit listrik dan jalan," ujarnya, Jumat (6/2/2015).
Dia mengungkapkan pihaknya akan menggandeng swasta dalan membangun pembangkit listrik tenaga air (PLTA) berkapasitas 600 megawatt. Dari total kapasitas itu, lanjutnya, 300 megawatt (MW) akan dialokasikan untuk Freeport sementara sisanya untuk smelter dan kabupaten lain. "Progres pembangkit kini 30%."
Selain itu, pihaknya juga menyiapkan infrastruktur jalan meski progresnya baru sepanjang 9 kilometer. Tak hanya itu, pelabuhan juga tengah dibangun. Hanya saja, lanjutnya, investor pembangun sejumlah fasilitas itu tengah wait and see terkait dengan keputusan Freeport untuk membangun smelter di Papua.
"Investor yang sedang kerja ini mau dengar dari Freeport bahwa mereka benar mau pakai. Ada keraguan mereka di situ. Kalau Freeport mau pakai, komitmennya jelas sehingga investor tidak rugi. [Jangan-jangan] kalau bangun tidak dipakai," ujarnya.