Bisnis.com, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) terus mengembangkan bahan bakar jenis baru untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil yang selama ini diimpor.
Dwi Soetjipto, Direktur Utama Pertamina, mengatakan perseroan terus mencari sumber alternatif dari bahan bakar yang ada saat ini. Pasalnya, saat ini Indonesia masih tergantung dengan bahan bakar minyak, dan menjadi negara net importir minyak.
"Mudah-mudahan kedepannya bisa bahan bakar yang kami miliki dapat lebih beragam. Itu kan juga untuk membangun kekuatan dan kemandirian energi," katanya di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (5/2/2015).
Pertamina memang sedang menguji produk bahan bakar minyak (BBM) jenis baru dengan jenis gasoline research octane number (RON) 88 yang dicampur dengan beberapa kandungan adiktif lainnya.
BBM yang akan dijual di Jawa, Madura, dan Bali itu diklaim lebih ramah lingkungan dan hemat dibandingkan dengan Premium yang memiliki RON sama. Harganya pun akan lebih kompetitif dibandingkan dengan Premium, sehingga dapat menjadi alternatif bahan bakar.
Selain itu, Divisi Riset dan Pengembangan Pertamina juga sedang mengembangkan tiga jenis bahan bakar alternatif pengganti Solar, yaitu Bio-Diesel Euro 5, Algae to Oil, dan Diesel Emulsion.
Bio-Diesel Euro 5 diperoleh dari proses kimiawi dengan bahan baku 100% palm oil dan katalis Hydrotreated Bio-Diesel temuan Pertamina.
Algae to Oil diproses dari alga yang banyak terdapat di negara dengan iklim tropis seperti Indonesia. Alga tersebut kemudian diolah menjadi Bio-Diesel dengan standar Euro 4 hingga Euro 5. kemudian Diesel Emulsion dihasilkan dari komposisi Diesel, air, dan surfaktan.