Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sumsel Targetkan Produksi Kedelai Naik 31%

Sumatra Selatan menargetkan produksi kedelai sebesar 147.000 ton tahun ini, naik 31,25% dari realisasi produksi tahun lalu 112.000 sebagai bagian dari upaya memperkuat ketahanan pangan di Sumatra Selatan.

Bisnis.com, PALEMBANG--Sumatra Selatan menargetkan produksi kedelai sebesar 147.000 ton tahun ini, naik 31,25% dari realisasi produksi tahun lalu 112.000  sebagai bagian dari upaya memperkuat ketahanan pangan di Sumatra Selatan.
 
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumsel Taufik Gunawan mengatakan Pemprov Sumsel menyiapkan program Gerakan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GPTT) guna mendorong produksi kedelai tahun ini.
 
“Jadi dalam program itu, petani dibantu full paket. Artinya, petani dibantu benih, dibantu pupuk, sehingga biaya input petani itu kecil, sehingga petani lebih berminat menanam kedelai. Jadi memang, petani kedelai sangat bergantung terhadap program GPTT,” katanya, Selasa (03/02).
 
Taufik mengungkapkan luas lahan kedelai saat ini mencapai sekitar 11.000 hektare, naik hampir dua kali lipat dari luas lahan kedelai pada 2013 sebesar 5.800 hektare. Dari 11.000 hektare, sebanyak 45,45% atau 5.000 hektare diklaim merupakan lahan tetap untuk budidaya kedelai.
 
Dia mengaku kenaikan luas lahan kedelai merupakan hasil dari program GPTT untuk kedelai. Sekadar catatan, lahan yang dibantu dari program GPTT sebesar 9.000 hektare pada tahun lalu. Sayangnya, dia tidak menyebutkan berapa lahan yang akan dibantu tahun ini.
 
“Luas lahan kedelai yang paling banyak itu di Lahat, Ogan Komering Ulu Timur, Ogan Komering Ilir, dan Banyuasin. Tapi lahan yang paling settle itu di Lahat karena mau ada atau tidak ada program GPTT, petani disana tetap menanam kedelai," tuturnya.
 
Taufik mengaku tingginya ketergantungan petani kedelai terhadap program GPTT disebabkan harga pasar kedelai selama ini belum sesuai ekspektasi petani.

Alhasil, petani lebih memilih menanam tanaman pangan lainnya seperti jagung yang harganya lebih menguntungkan.
 
Menurutnya, faktor harga memang menjadi kendala utama dalam mengembangkan produksi kedelai. Oleh karena itu, dia berharap ada campur tangan dari Bulog untuk mempercepat pengembangan kedelai, khususnya di Sumsel.
 
“Sebenarnya kami berharap Bulog bisa membeli kedelai dari petani, agar harga kedelai menjadi lebih kompetitif. Kalau itu terjadi, pengembangan kedelai di Sumsel aman. Saat ini, harga rata-rata kedelai 7.000 per kg, padahal idealnya Rp9.000 per kg," jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper