Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Komoditas Ekspor, Cirebon Pacu Produktvitas Gedong Gincu

Pemerintah Kabupaten Cirebon Jawa Barat terus memacu produktivitas mangga gedong gincu guna mendongkrak pasar ekspor.
Mangga Gedong Gincu/Antara
Mangga Gedong Gincu/Antara

Bisnis.com, CIREBON - Pemerintah Kabupaten Cirebon Jawa Barat terus memacu produktivitas mangga gedong gincu guna mendongkrak pasar ekspor.

Pada 2014 lalu produktivitas mangga di Kabupaten Cirebon rata-rata mencapai 65,34 kg/pohon dari total produksi mangga sebanyak 532,14 ton atau naik  sekitar 52% jika dibanding produktivitas mangga 2013 yang hanya mencapai 31,36 kg/pohon.

Kabid Hortikultura Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Cirebon Herman Hidayat mengatakan secara umum produksi mangga di Kabupaten Cirebon pada tahun lalu naik walaupun ada sedikit kendala yang dialami petani gedong gincu karena serangan hama.

Dia menuturkan puncak produksi mangga terjadi pada triwulan III dan IV 2014 yang jumlahnya mencapai 116,5 ton pada triwulan III dan 302,3 ton pada triwulan IV. Akan tetapi, pada triwulan I dan II produksi mangga cenderung turun karena masih musim penghujan.

“Produksi gedong gincu mencapai 21% dari total produksi mangga di Kabupaten Cirebon sebanyak 532,14 ton pada 2014,” katanya kepada Bisnis, Selasa (3/2).

Herman mengungkapkan bila musim kemarau pada tahun ini lebih panjang maka diperkirakan produksi mangga akan semakin meningkat, mengingat faktor cuaca memberikan pengaruh besar terhadap produk hortikultura khususnya mangga.

“Penurunan produksi mangga pada 2013 di Kabupaten Cirebon disebabkan musim penghujan lebih panjang dibanding kemarau,” ujarnya.

Sementara itu, Kabid Produksi Hortikultura Diperta Jabar Obas Firmansyah memaparkan untuk produksi mangga gedong gincu di Jabar masih memerlukan banyak perbaikan mulai aspek produksi, panen, dan penanganan pascapanen agar produk yang dihasilkan memiliki daya saing tinggi sesuai yang diinginkan distributor (eksportir).

“Kami akan terus mendorong petani mangga gedong gincu untuk menjalin kemitraan dengan eksportir agar ada kesamaan persepsi tentang kualitas mangga,” ujarnya.

Oleh karena itu, kemampuan mengantisipasi tren ke depan dan kemitraan antara petani dengan lembaga pemasaran merupakan hal yang penting.

Adanya jalinan kemitraan yang saling menguntungkan akan memberi dampak positif bagi kedua belah pihak. Di satu sisi petani akan memperoleh kepastian pasar dan rantai pemasaran yang lebih pendek sehingga bisa memberikan margin keuntungan yang lebih besar.

Secara terpisah, Idris, petani mangga gedong gincu di Kabupaten Cirebon menuturkan kalangan petani berharap pada masa off seasson atau produksi di luar musim pada Mei-Juli 2015 ini tidak terganggu oleh serangan hama yang terjadi tahun lalu.

“Tahun kemarin petani hanya bisa memperoleh 25% hasil mangga karena sebagian besar rusak oleh serangan hama ulat,” tuturnya.

Idris mengungkapkan munculnya hama ulat yang menyerang perkebunan mangga gedong gincu diduga efek dari gunung berapi dan pemakaian pestisida racun kontak secara berlebihan oleh petani.

“Ulat yang terkena semprotan pestisida racun kontak biasanya langsung mati, sedangkan yang tidak kena malah jadi lebih kebal,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper