Bisnis.com, JAKARTA—Industri manufaktur Indonesia mengalami penurunan order ekspor tertinggi sejak awal 2011.
HSBC Indonesia Manufacturing PMI yang diterbitkan Senin (2/2/2015) menyatakan PMI Indonesia pada Januari ada di posisi 48,5. Indeks PMI mengukur pertumbuhan kinerja industri manufaktur dengan angka 50 menunjukkan ekspansi.
Angka 48,5 menandakan kinerja industri manufaktur Indonesia masih dalam kondisi kontraksi pada Januari meski meningkat dibandingkan 47,6 pada Desember, rekor indeks terendah selama hampir 4 tahun survei PMI dilakukan di Indonesia.
Markit juga menyatakan bahwa order ekspor ke industri manfaktur Indonesia mengalami penurunan paling tajam sejak survei dimulai pada awal 2011.
Su Sian Lim, Ekonomis HSBC, mengatakan kinerja manufaktur Indonesia masih akan lesu dalam beberapa bulan ke depan, terutama disebabkan permintaan ekspor yang lemah.
Namun, kinerja industri mulai stabil ditandai oleh laju pengurangan pekerja dan penurunan kapasitas produksi yang mulai melambat. Laju kenaikan harga bahan baku produksi juga semakin melambat.
“Melihat kondisi ini, kami memperkirakan BI tidak akan mengubah kebijakan moneternya selama 2015,” kata Su dalam rilis Markit Economics.
PMI Manfaktur Indonesia 2014
Bulan | Indeks PMI |
Januari 2015 | 48,5 |
Desember | 46,7 |
November | 48,0 |
Oktober | 49,2 |
September | 50,7 |
Sumber: Markit Economics