Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Kelautan dan Perikanan Suseno Sukoyono mengatakan gaji pelaut di luar negeri lebih baik sehingga banyak pelaut yang berupaya mencari kerja di mancanegara.
"Alasan bekerja di luar negeri adalah pengalaman beroperasi di laut lepas, pekerjaan di dalam negeri terbatas, dan penggajian yang lebih baik," kata Suseno Sukoyono dalam konferensi pers di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Jakarta, Rabu (28/1/2015).
Menurut Suseno, rata-rata jumlah gaji yang diperoleh tenaga kerja sumber daya sektor kelautan dan perikanan di dalam negeri adalah sekitar Rp2,5 juta per bulan.
Hal itu, ujar dia, berbeda dengan gaji rata-rata yang diperoleh di beberapa negara luar negeri, seperti di Jepang (rata-rata Rp7,5 juta-Rp8 juta per bulan), di Korea Selatan (Rp11 juta-Rp12 juta per bulan), dan di Taiwan (Rp10 juta per bulan).
Bahkan, tenaga kerja sumber daya kelautan dan perikanan yang bekerja di Australia rata-rata bisa mencapai Rp14 juta-Rp16 juta per bulan.
Kepala BPSDM KKP memaparkan alasan lainnya mengapa pelaut asal Indonesia tertarik untuk bekerja di luar negeri dengan gaji yang besar adalah juga untuk mengumpulkan dana yang cukup.
"Mereka bekerja mengumpulkan modal untuk berwirausaha," katanya sambil menambahkan alasan lainnya juga adalah kesempatan yang lebih besar guna mendapatkan sertifikasi bertaraf internasional.
Suseno juga mengemukakan, sebenarnya program pelatihan sumber daya untuk sektor kelautan dan perikanan di Indonesia adalah baik dan juga sejumlah program dinilai menjadi contoh dari beberapa negara seperti Vietnam dan Timor Leste.
Ia juga menuturkan bahwa BPSDM KKP juga memiliki program seperti cyber extention untuk menjangkau para penyuluh yang berada di daerah terpencil.
Sedangkan untuk situs resmi yang dimiliki oleh BPSDM KKP juga dapat diterjemahkan ke berbagai negara serta dapat memonitor jumlah lulusan dari berbagai satuan pendidikan di bawah KKP.