Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Kelautan dan Perikanan mendorong ekspor ikan sidat mengingat permintaan terhadap komoditas ini sangat besar.
Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Saut P. Hutagalung mengatakan permintaan ikan sidat yang besar selama ini datang dari Jepang, Korea, dan China.
“Sekarang ini sudah dimulai ekspornya tetapi produksinya kecil. Jadi nggak fokus. Padahal sidat ini benihnya banyak dan permintannya banyak. Ada di alam,” katanya saat ditemui Bisnis.com, Jumat (21/1/2015).
Selama ini, lanjut Saut, ekspor sidat tidak menjadi utama karena penangkapan dan pembudidayaan ikan ini belum terfokus. Padahal, benih sidat banyak ditemukan di Sulawesi Tenggara.
Sementara itu, untuk pembudidayaan dan pemrosesan sidat banyak dilakukan di Banyuwangi dan Pelabuhan Ratu.
“Dibandingkan dengan patin dan lele masih lebih serius. Patin itu dihitung, sidat ini nggak pernah dihitung. Target ekspor dan produksi itu kelihatan. Sidat itu nggak muncul,” ujarnya.
Saut mengatakan ikan sidat pun memiliki harga yang cukup bagus. Ikan ini dihargai sekitar Rp18.000 – Rp20.000 per kg nya. “Ikan ini besar. Satu kg ini hanya 2 ekor. Jadi bisa difillet juga. Kita dorong ekspor sidat itu nantinya sudah dalam bentuk olahan,” katanya.