Bisnis.com,JAKARTA— International Atomic Energy Agency (IAEA) dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) sepakat untuk meningkatkan kerjasama di bidang riset kelautan.
Kesepakatan ini dicapai dalam pertemuan antara IAEA dan Kementerian Koordinasi bidang Maritim pagi ini, Jumat (23/1/2015).
Menteri Koordinasi bidang Maritim Indroyono dan Dirjen IAEA Yukiya Amano menyepakati penjajakan program kerjasama di bidang riset oseanografi tenaga nuklir yang akan melibatkan Batan, IAEA, UNEP dengan dukungan Global Environmental Facility (GEF).
Disamping itu, aplikasi pengawetan ikan dengan menggunakan teknolgi radio isotop segera lebih dimasyarakatkan, sehingga dapat meningkatkan nilai jual ikan ikan produk Indonesia.
Menko Kemaritiman Indroyono Soesilo mengharapkan kiranya jumlah tenaga ahli Indonesia yang bekerja di IAEA dapat ditingkatkan dimasa depan.
“Saat ini ada 10 ahli Indonesia yang bekerja di IAEA dalam jabatan Professional-4 (P-4), yaitu para inspektur tenaga nuklir,” ujarnya dalam rilis yang diterima Bisnis, Jumat (23/1/2015).
Dirjen IAEA juga mengapresiasi kemajuan teknologi nuklir dan aplikasinya di Indonesia, sehingga pada peringatan HUT IAEA ke-50 2014, Batan mendapatkan penghargaan IAEA.
Dalam pertemuan itu, Menko Maritim Indroyono Susilo didampingi Kepala Batan Djarot Wisnubroto, Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) Jazi E. Istiyanto, dan Duta Besar RI di Austria, Rachmat Budiman.