Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku usaha berharap ada penambahan produksi kakao setidaknya 160.000 ton pada tahun ini untuk memenuhi permintaan dunia terhadap produk kakao yang terus meningkat.
Ketua Umum Asosiasi Industri Kakao Indonesia Pieter Jasman mengatakan sinyal penambahan produksi tahun ini terlihat dari tambahan pabrik baru milik Cargill di Jawa Timur dan upaya pemerintah untuk melanjutkan program pengembangan kakao berkelanjutan yang sebelumnya bernama Gernas Kakao
“Mudah-mudahan dengan ini ada peningkatan produksi di hulu yang kita harapkan bisa cukup untuk industri,” katanya seperti dikutip Bisnis, Senin (19/1/2015).
Dia mengatakan pelaku usaha selalu mengharapkan penambahan produksi dari sisi hulu mengingat permintaan kakao dunia cenderung naik 4% per tahunnya.
“Total kakao dunia (yang diperdagangkan) 4 juta ton. Maka setidaknya setiap tahun harus ada penaikan 160.000 ton untuk memenuhi peluang itu,” katanya.
Menurutnya, target menjadi produsen terbesar kakao dunia dapat terealisasi apabila pemerintah berkomitmen untuk memaksimalkan produksi dalam program kakao berkelanjutan.
“Sabang sampai Merauke bisa tanam kakao. 95% petani kakao itu perorangan, ini sangat potensial sekali,” katanya.
Merujuk pada data International Cocoa Organization (ICCO) produksi kakao Indonesia berada di posisi 3 dunia dengan 410.000 ton. Capaian tersebut masih jauh dibawah Pantai Gading sebesar 1.449.000 ton dan Ghana sebesar 835.000 ton.
Sementara itu, data Kementerian Pertanian menyatakan produksi kakao nasional mencapai 712.000 ton pada 2014. Adapun. Gernas kakao menyumbang kontribusi sebesar 16,8% dari total produksi nasional pada 2012 dan 22,7% dari total produksi 712.000 ton pada 2013.
Adapun, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa Indonesia harus menjadi produsen kakao terbesar dalam lima tahun kedepan.