Bisnis.com, JAKARTA – Tingginya keyakinan implementasi reformasi oleh pemerintahan baru, Indonesia diproyeksikan menjadi prioritas investasi korporasi Asia-Pasifik sepanjang tahun ini.
Laporan Asia Business Outlook Survey 2015 yang dipublikasikan The Economist Corporate Network (TECN) menunjukkan 59,9% dri 704 koresponden survei yang merupakan pengambil kebijakan perusahaan setingkat Senior Executive memilih Indonesia sebagai tujuan investasi tahun ini.
“Meski perekonomian Indonesia mengalami turbulensi tajam selama dua tahun terakhir sisi menarik negara ini tidak bisa diacuhkan mengingat Indonesia merupakan mesin perekonomian terbesar di Asia Tenggara dan negara keempat dengan penduduk terpadat dunia,” ungkap laporan yang diublikasikan Senin (19/1/2015).
Perolehan 59,9% itu merupakan yang tertinggi kedua di antara negara-negara Asia-Pasifik setelah China yang memperoleh 71,0% keyakinan investor. Meski diproyeksikan tumbuh melambat tahun ini, agresivitas China mempertahankan diri darihard landing diyakini dapat mempertahankan pertumbuhan negara itu di kisaran 7%.
Adapun, sejauh ini pemerintahan baru dinilai telah menunjukkan komitmen untuk mengimplementasikan perubahan struktural.
Kendati demikian, para respoden mengakui dengan implementasi reformasi struktural, salah satu hambatan yang mungkin timbul yaitu meningkatnya biaya tenaga kerja (labour cost) yang mempersempit profit perusahaan.
“Saat ini Indonesia memiliki labour cost yang lebih rendah dan harga energi menurun,” ungkap CEO korporasi manufaktur Siegwerk, Mike Van Brugel mengiringi laporan tersebut,
Hambatan berikutnya yang mungkin timbul yaitu reformasi struktural akan memperkuat kompetisi berbagai sektor lokal, seperti perbankan, retail, informasi dan teknologi, dan industri. Apalagi, implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan secara langsung meningkatkan persaingan antarnegara-negara di Asia Tenggara.