Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku industri jamu di Indonesia masih menghadapi tiga kendala krusial, yaitu jamu bahan kimia obat (BKO), multi level marketing (MLM) yang semakin marak, serta aturan BPOM mengenai regulasi Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB).
Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Gabungan Pengusaha Jamu (GP Jamu) Charles Saerang dalam audiensi dengan Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pun Maharani, Jumat (16/1).
"Jamu bahan kimia obat (BKO), praktik MLM yang marak disertai dengan penjualan bebas ke konsumen, dan aturan BPOM mengenai regulasi CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) yang tidak bisa disamakan dengan Cara Pembuatan Obat yang baik (CPOB) sangat mengganggu dan memberatkan pelaku industri jamu dan obat tradisional," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Senin (19/1).
Dia mengharapkan agar jamu yang merupakan warisan budaya Indonesia sebaiknya dapat dipatenkan di UNESCO sehingga tidak diklaim negara lain.
Menteri Puan Maharani, menurut Charles, mendukung inisiatif tersebut. "Beliau juga menginformasikan bahwa dari kementerian yang lainnya sudah mendukung penuh, terbukti Jumat pagi (16/1) diadakan minum jamu bersama di Kementerian Perindustrian."
Acara minum jamu bersama itu dihadiri sejumlah menteri, di antaranya Menko bidang Pembangunan Manusia & Kebudayaan, Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian, Mmenteri Koperasi & UKM, Menteri Ketenagakerjaan, Kepala BPOM, Wakil Ketua Umum Kadin bidang Industri Berbasis Budaya, dan organisasi aksi solidaritas era Kabinet Kerja (OASE).
"Minum jamu sudah menjadi tradisi budaya masyarakat kita sejak zaman Majapahit, dan di era modern sekarang ini hendaknya tetap dipertahankan," kata Charles.
Dia mengungkapkan selain untuk menjaga tradisi dan nilai budaya bangsa, gerakan minum jamu bisa menyehatkan badan, karena kandungan alami di setiap bahan jamu sudah terbukti secara turun temurun.
"Tentu saja dengan mengkonsumsi jamu, maka kegiatan ekonomi, khususnya para petani empon-empon dapat ditingkatkan. Secara tidak langsung hal ini akan memajukan perekonomian bangsa," kata Charles.