Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TKDN Pembangkit Listrik Ditargetkan Naik Jadi 30%

Kementerian Perindustrian meyakini tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) pembangkit listrik bisa mencapai 30% dalam 2 tahun mendatang, sekarang sekitar 22%.
Mayoritas pembangkit listrik membeli peralatan mesin utama dari luar negeri. /Bisnis.com
Mayoritas pembangkit listrik membeli peralatan mesin utama dari luar negeri. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Perindustrian meyakini tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) pembangkit listrik bisa mencapai 30% dalam 2 tahun mendatang, sekarang sekitar 22%.

Kepala Badan Litbang ESDM FX. Sutijastoto mengatakan target itu bakal didorong melalui pengkhususan proyek ketenagalistrikan 7.000 MW untuk industri lokal.

TKDN pembangkit listrik dalam proyek itu diyakini bisa mencapai 100%. Pasalnya pemanufaktur barang modal domestik mampu mengakomodir kebutuhan permesinan dan komponen untuk pembangkit berskala 7 MW.

"Walaupun kita bisa bikin pembangkit listrik tetapi kapasitas masih terbatas. Yang sebenarnya kita punya itu untuk pembangkit yang kecil-kecil," ucap Sutijastoto, Jumat (16/1/2015).

Kini, kemampuan industri barang modal domestik untuk menyuplai permesinan dan komponen pembangkit listrik itu meliputi turbin, generator, boiler, transformator, panel, KWH meter, pompa, dan EPC (engineering, construction, and procurement).

Perinciannya a.l. turbin yang bisa diproduksi berkapasitas sampai dengan 27 MW, generator maksimal 10 MW, boiler terbesar berkapasitas 660 MW, dan transformator berkapasitas 550 kVA. Untuk panel dan KWH meter tersedia semua tipe dan ukuran.

Mayoritas pembangkit listrik membeli peralatan mesin utama dari luar negeri, seperti China, Korea, dan Jepang.  Tantangan sektor mesin dan peralatan energi domestik salah satunya kehadiran produk sejenis impor berharga lebih murah, khususnya dari China.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper