Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peternak Ayam Disarankan Miliki RPH

Kelompok ternak ayam berkapasitas 500.000 ekor per bulan disarankan memiliki tempat pemotongan sendiri untuk memperlancar tata niaga usaha tersebut.
Ayam broiler/Bisnis.com
Ayam broiler/Bisnis.com

Bisnis.com, BOGOR—Kelompok ternak ayam berkapasitas 500.000 ekor per bulan disarankan memiliki tempat pemotongan sendiri untuk memperlancar tata niaga usaha tersebut.

Ahmad Dawami, Ketua Asosiasi Rumah Potong Hewan Unggas Indonesia mengatakan margin keuntungan kelompok ternak akan lebih besar apabila tempat pemotongan ayam dikelola oleh internal kelompok.

"Alasan mengapa sebagian peternak ayam merugi pada tahun lalu, karena salah satunya keuntungan mereka habis untuk biaya distribusi dan transportasi," paparnya pada Bisnis, Selasa (13/1).

Sepanjang 2014, kalangan peternak ayam mengaku telah mengalami kerugian seiring anjloknya harga ayam yang dipasarkan ke kalangan pengecer. Padahal, harga ayam di tingkat pengecer untuk dijual ke konsumen masih tetap tinggi.

Memasuki Januari 2015, harga rerata ayam di tingkat nasional berkisar sekitar Rp18.700 per kilogram atau naik dari harga rerata pada 2014 yang mencapai Rp14.400 per kilogram.

Ahmad menuturkan kondisi harga ayam saat ini merupakan berkah tahun baru bagi kalangan peternak. Pasalnya, selama awal tahun ini para peternak mengalami keuntungan yang dinilai cukup melimpah dengan kenaikan harga ayam tersebut.

Dia melanjutkan, dengan memiliki RPH sendiri, kelompok ternak bisa menjual stok ayam ke distributor atau pengecer di pasar sesuai stok ayam yang telah dipotong.

"Jadi alur distribusi dari peternak ke pengecer bisa lebih mudah dan efisien, dan di situ praktis akan ada banyak biaya atau pengeluaran yang dipangkas," ungkapnya.

Tri Hardianto, Ketua Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional mengutarakan harga ayam saat ini sedang menuju titik ideal ketimbang harga rerata tahun lalu yang menyebabkan para peternak merugi.

Akan tetapi pihaknya menghawatirkan kondisi harga ayam saat ini tidak akan berlangsung lama menyusul prakiraan cuaca yang tidak bersahabat menjelang Februari.

"Kawan-kawan peternak yang jelas tengah bersukacita dengan kondisi harga ayam saat ini. Tapi kami juga tengah menyiasati bagaimana menghadapi musim yang tidak menentu ke depan," ujarnya.

Dia juga menegaskan kenaikan harga ayam saat ini tidak perlu terlalu dicemaskan oleh para konsumen atau kalangan masyarakat. Sebab, kata dia, naik atau turunnya harga ayam di tingkat peternak tidak berdampak cukup besar pada harga pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Miftahul Khoer
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper