Bisnis.com, JAKARTA— Kementerian Perindustrian memproyeksi investasi sektor industri minuman berkisar US$500 juta – US$700 juta sepanjang 2015.
Direktur Industri Minuman dan Tembakau Ditjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Faiz Achmad mengatakan dengan proyeksi pertumbuhan kinerja industri 8% - 10% hadirnya investasi berupa pabrik baru dan ekspansi bisnis wajar terjadi.
“Melihat tren minuman karbonasi, teh kemasan, kopi dan air minum dalam kemasan [AMDK] terus tumbuh, pabrik jelas akan meningkatkan produksinya. Belum lagi bicara pembangunan pabrik baru,” tuturnya saat dihubungi Bisnis, Kamis (8/1/2015).
Dia mencontohkan ekspansi bisnis yang dilakukan PT Coca-Cola Amatil Indonesia dengan nilai US$500 juta dalam kurun waktu lima tahun. Perusahaan asal Australia tersebut berencana membangun sejumlah pabrik dan penambahan kapasitas produksi dari pabrik yang sudah berdiri.
Menilik pada data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) investasi di sektor makanan minuman selama Januari – September 2014 terkumpul PMDN senilai Rp13,93 triliun dari 238 proyek. Untuk penanaman modal asing (PMA) mencapai US$2,56 miliar berasal dari 515 proyek. Akumulasi keduanya senilai Rp40,7 triliun setara 11,9% dari total penanaman modal industri non migas.
“Permintaan konsumen semakin bervariasi, sehingga wajib bagi industri untuk memenuhi permintaan tersebut,” tambahnya.